Kemampuan Belajar Kinestetik, visual, dan auditif
______________________________________________________
Perbedaan sikap, sifat, fisik dan Karakter
A. Sifat (Trait)
Illustrasi
Belajar
merupakan sebuah usaha yang dilakukan seorang manusia untuk menyerap
sebanyak-banyaknya informasi dari luar dirinya, sehingga dirinya dapat
mengembangkan kemampuan yang ada dalam diri. Melalui proses belajar, seseorang
manusia dapat menyadari tentang jati dirinya sehingga dapat merespon dengan
tepat segala sesuatu yang datang kepadanya. Oleh karena itu manusia disebut
“Homo Faber”, yaitu makhluk yang pembelajar. Namun, setiap orang memiliki kemampuan (daya serap) yang berbeda-beda.
Banyak kasus seseorang sering mengalami kesulitan
belajar, dan menganggap dirinya tidak memiliki kemampuan belajar yang baik.
Sering manusia terkurung dalam pilihan-pilihan dari bentuk cara belajar yang
ada, padahal banyak cara belajar yang masih dapat ditempuh. Akibatnya dirinya
merasa tidak bebas dan merasa kesulitan dan pada akhirnya mengganggap diri
tidak pintar. Padahal sejatinya dirinya belum mengetahui potensi apa
(keuinikan) yang dimiliki dalam dirinya, yang dapat dipergunakan untuk mengembangkan
kemampuan belajarnya.
Perlu disadari, bahwa setiap manusia juga memiliki
kebebasan dalam menentukan apa yang baik bagi dirinya. Dalam konteks ini yang
dimaksud adalah cara belajar yang tepat bagi dirinya. Cara belajar seseorang
berbeda-beda, maka dapat dikatakan bahwa setiap orang memiliki keunikan. Namun,
tidak banyak orang mengetahui dan sadar tentang alasan mengapa setiap orang
memiliki cara belajar yang berbeda atau unik. Keunikan dalam konteks ini dapat
dikatakan sebagai kemampuan yang dimiliki dalam cara belajar yang dimilikinya.
Secara lebih luas memang dapat dikatakan bahwa
setiap orang pada dasaranya dalam proses belajar memiliki 3 tipe kemampuan
belajar yang sama, yaitu auditif (pendengaran), kinestetik (gerakan), dan
visual (gambaran). Namun, setiap orang memiliki kecenderungan tipe yang paling
menonjol dalam dirinya, apakah tipe auditif, kinestetik ataukah tipe visual.
Maka, kesadaran tentang tiga tipe kemampuan belajar yang dimiliki dapat membantu
seseorang dalam proses belajar. Kesadaran ini akan lebih membantu jika
seseorang dapat memahami bahwa dirinya memiliki tipe yang paling menonjol dan
memanfaatkannya dengan menentukan cara belajar yang efektif sesuai tipe
kemampuan belajar paling menonjol yang dimiliki. Hal ini secara otomatis akan berdampak
kelancaran dalam proses belajar.
Untuk dapat melihat gambaran yang lebih konkret
kita dapat membaca contoh kasus di bawah ini:
Banu adalah seorang anak dari sepasang orang tua
berdarah seni tinggi. Ayahnya seorang pelukis dan ibunya adalah seorang
penyanyi. Darah seni itu menurun kepada Banu, maka sejak kecil ia memiliki
kemampuan dalam hal menggambar dan bermusik. Ia bercita-cita menjadi seorang
arsitek. Banu memiliki kemampuan yang sangat cepat dalam menggambar.
Saat SMA ia masuk ke sekolah swasta terbaik di
Jakarta yang penuh dengan persaingan. Pelajarannya sangat banyak dan padat dari
pada masa-masa dia bersekolah di SD dan SMP. Seluruh pelajaran didominasi
dengan hal-hal yang harus menggunakan pikiran secara terus menerus.
Pada awal semester dia sangat kaget tetapi mencoba
untuk mengikuti pelajarannya. Namun pada pertengahan semester dalam sebuah
pelajaran tentang science, ia kedapatan sedang menggambar dalam buku catatannya
saat guru sedang menerangkan di papan tulis. Tanpa pikir panjang gurunya itu
langsung memarahinya dan menyita bukunya tersebut. Guru tersebut melarangnya
untuk menggambar dan tidak mendengar alasan apapu dari Banu.
Gambar yang dibuat Banu adalah sebuah komik berisi
materi pelajaran science yang dibuat pada saat gurunya menerangkan. Itu adalah
cara belajar Banu agar dapat merasa nyaman dalam belajar, tetapi gurunya
mengira hal itu adalah gambar-gambar isengnya anak SMA. Semenjak dilarang
praktis dia sangat kesulitan untuk mengikuti pelajaran science tersebut, dan
akibatnya nilai-nilainya menurun dan selalu mendapatkan remedial. Dalam hal
ini, tipe kemampuan belajar yang paling menonjol dalam diri Banu adalah kemampuan visual
(penglihatan) dan kinestetik (gerak).
Ketika seseorang menyadari kemampuannya tersebut,
alangkah lebih baik jika dia pun memberitahukan sebelumnya kepada pendidiknya
tentang hal ini. Maka, sang pendidik juga akhirnya dapat memberikan solusi yang
terbaik.
______________________________________________________
Perbedaan sikap, sifat, fisik dan Karakter
A. Sifat (Trait)
Illustrasi
Sepasang suami istri yang
cukup bahagia dengan kedua anak kembarnya. Kakaknya bernama Nana, sedangkan
adiknya yang lahir dengan selisih waktu sepuluh menit bernama Nini. Sepasang
suami istri ini, dapat dengan mudah mengenali manakah yang Nana dan mana yang
Nini., karena Nana mempunyai sifat mudah bergaul, humoris, dan selalu ceria di
manapun Nana berada. Berbeda dengan Nana, Nini justru mempunyai sifat pendiam,
kalem, dan lemah lembut. Sifat nana dan Nini memang sangat bertolak belakang,
apalagi keduanya juga sama-sama mempunyai sifat buruk yang berbeda. Nana sering membantah perintah
perintah dan nasihat orangtuanya, sedangkan Nini selalu mudah tersinggung. Sepasang
suami istri ini pun, selalu berusaha untuk mendidik kedua anaknya, agar sifat
yang baik tetap dipertahankan, sedangkan sifat yang buruk harus dihilangkan. Ilustrasi
tersebut mamamparkan bahwa setiap orang mempunyai sifat yang berbada-beda
meskipun kembar sekalipun.
”sifat adalah
sistem neuropsikis(syarafjiwa) yang digeneralisasikan dan diarahkan, dengan
kemampuan untuk menghadapi bermacam-macam perangsang secara sama, memulai serta
membimbing tingkah laku adaftif(penyesuaian diri) dan ekspretif secara sama”(Alport, 1951,p.289)
- Sifat tidak berhubungan dengan objek
- Sifat itu hampir selalu
lebih besar atau luas daripada sikap
- Sifat itu tidak dapat
berbeda – beda dari yang lebih khusus ke yang lebih umum, tetapi sifat
selalu umum
- Sifat tidak memberikan penilaian terhadap objek yang dihadapi.
B.
Sikap (attitude)
Ilustrasi
Pertiwi adalah salah satu
murid di SMP N I Subur makmur. Dia tergolong murid yang rajin dan cekatan,
selain itu dia mempunyai banyak teman karena keramahan dan tutur katanya yang
sopan. Para guru pun juga mengenal baik siapa pertiwi. Suatu ketika, tiba-tiba
sikap Pertiwi berubah seratus derajat celcius, Pertiwi tiba-tiba menjadi
pemurung, mudah tersinggung, dan lebih parahnya prestasi belajarnya menurun
dratis. Pak Rudi selaku walikelas pertiwi, memanggil wali murid dari pertiwi
yaitu Buleknya Pertiwi untuk datang ke sekolahan, guna menanyakan tentang
keadaan pertiwi akhir-akhir ini. Ternyata Pertiwi berubah total sikapnya tidak
lain karena Ibu yang paling dikasihinya, yang paling disayanginya, yang bekerja
untuk membiayai Pertiwi sekolah telah meninggal dunia dengan kasus tabrak lari.
Sehingga pertiwi merasa terpukul dan belum dapat menerima kenyataan yang ia
hadapi.
·
Dari ilustrasi kejadian tersebut memamparkan
bahwa sebenarnya:
·
Sikap
itu berhubungan dengan suatu objek
·
Sikap
itu biasanya merupakan suatu penilaian (manerima / menolak) terhadap objek yang
dihadapi
·
Sikap
dapat berbeda – beda dari yang lebih khusus ke yang lebih umum.
C. Watak (Karakter)
Illustrasi
Suatu sore, terlihat lima sampai enam anak kecil mengendap – endap, sambil berjalan jongkok. Tiba – tiba mereka berteriak ketakutan dan lari terbirit – birit. Apa yang sebenarnya terjadi? Yups, mereka takut ketahuan pak Raden, kalau mereka telah memecahkan pot bunga yang ada di teras halaman rumahnya. Akibat dari bola kasti yang melambung sangat tinggi, ketika mereka sedang bermain di taman dekat rumah pak Raden yang akhirnya mengenai pot tersebut. Pak Raden merupakan salah satu warga di desa Subur Makmur yang terkenal dengan suaranya yang menggelegar dan ocehannya seperti burung beo. Pak Raden hidup sendiri tqanpa istri dan anaknya, istrinya telah meninggal dunia sewaktu melahirkan anak semata wayangnya, sedangkan anaknya pun telah berkeluaraga, dan lebih memilih hidup bersama keluarga besar istrinya. Semua warga di desa Subur Makmur tahu, bahwa sebarnya pak Raden itu berhati baik, tapi cara pak Raden menyampaikannya yang salah yaitu dengan kegalakannya. Hampir semua warga di desa itu pernah meraskan mulut jitu dan suara khas petir pak Raden. Suatu hari, pak RT berkunjung ke rumah pak Raden dengan tujuan untuk menasihati pak raden agar lebih ramah dan soapan dalam berbicara dengan orang lain, dengan sengan hati pak Raden menyanggupi iya tapi, selang beberapa hari pak Raden sudah kembali seperti biasanya jika ada yang menggagu dia atau tidak menyenangkan hatinya, maka ia seperti harimau yang siap menerkam santapannya
C. Watak (Karakter)
Illustrasi
Suatu sore, terlihat lima sampai enam anak kecil mengendap – endap, sambil berjalan jongkok. Tiba – tiba mereka berteriak ketakutan dan lari terbirit – birit. Apa yang sebenarnya terjadi? Yups, mereka takut ketahuan pak Raden, kalau mereka telah memecahkan pot bunga yang ada di teras halaman rumahnya. Akibat dari bola kasti yang melambung sangat tinggi, ketika mereka sedang bermain di taman dekat rumah pak Raden yang akhirnya mengenai pot tersebut. Pak Raden merupakan salah satu warga di desa Subur Makmur yang terkenal dengan suaranya yang menggelegar dan ocehannya seperti burung beo. Pak Raden hidup sendiri tqanpa istri dan anaknya, istrinya telah meninggal dunia sewaktu melahirkan anak semata wayangnya, sedangkan anaknya pun telah berkeluaraga, dan lebih memilih hidup bersama keluarga besar istrinya. Semua warga di desa Subur Makmur tahu, bahwa sebarnya pak Raden itu berhati baik, tapi cara pak Raden menyampaikannya yang salah yaitu dengan kegalakannya. Hampir semua warga di desa itu pernah meraskan mulut jitu dan suara khas petir pak Raden. Suatu hari, pak RT berkunjung ke rumah pak Raden dengan tujuan untuk menasihati pak raden agar lebih ramah dan soapan dalam berbicara dengan orang lain, dengan sengan hati pak Raden menyanggupi iya tapi, selang beberapa hari pak Raden sudah kembali seperti biasanya jika ada yang menggagu dia atau tidak menyenangkan hatinya, maka ia seperti harimau yang siap menerkam santapannya
Dari ilustrasi tersebut
memamparkan bahwa
- Watak itu
tidak dapat diubah
- Watak itu
adalah pembawaan (gen)
- Watak itu
adakalanya muncul, jika terjadi reaksi dari luar yang mengakibatkanya
muncul
- Watak itu
adakalanya tidak muncul, jika tidak terdapat reaksi yang mengakibatkan
watak itu tidak muncul
- Watak itu menunjukan arti normatif.
Alasan Sikap dan sifat dapat diubah, sedangkan karakter tidak.
Sifat (trait) seperti yang sudah dijelaskan minggu lalu, ada kata kunci digeneralisasikan dan diarahkan berarti sifat itu dapat diubah, tergantung faktor lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sifat seseorang dapat di ubah asalkan ada kemauan. Misal: karena Nunuk malas belajar, bapaknya mempunyai ide jika nanti Nunuk ranking satu maka Bapaknya kan membelikan sepeda baru, lalu Nunk sekarang menjadi rajin belajar, tidak malas belajar lagi karena di motivasi oleh bapaknya, akhirnya nunuk ranking satu, mendapat sepeda baru, dan orangtuanya menjadi bangga juga.
Sifat (trait) seperti yang sudah dijelaskan minggu lalu, ada kata kunci digeneralisasikan dan diarahkan berarti sifat itu dapat diubah, tergantung faktor lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sifat seseorang dapat di ubah asalkan ada kemauan. Misal: karena Nunuk malas belajar, bapaknya mempunyai ide jika nanti Nunuk ranking satu maka Bapaknya kan membelikan sepeda baru, lalu Nunk sekarang menjadi rajin belajar, tidak malas belajar lagi karena di motivasi oleh bapaknya, akhirnya nunuk ranking satu, mendapat sepeda baru, dan orangtuanya menjadi bangga juga.
Sikap
pun demikian, bukankah sudah dijelaskan bahwa sikap (attitude) itu berhubungan
dengan suatu objek, manakala objek itu di terima atau ditolak semua itu kan
tergantung pelaku(subjek), yang harus diperbaiki itu objeknya jika objeknya
baik dan sesuai isi hati si pelaku kemungkin besar si pelaku akan menerima.
Jadi sikap itu dapat di ubah. Misal:
Didik menyukai Nunuk, tapi Nunuk kurang
suka dengan didik karena Didik kurang rapi dan selalu terlambat berangkat
sekolah. Suatu hari, Didik menyatakan cintanya kepada Nunuk, tapi Nunuk menolak
dengan alasan Nunuk tidak suka anak yang jorok dan malas-malasan, akhirnya
Didik tetap berusaha mendapatkan cinta nunuk dengan cara merubah sikapnya.
Didik berusaha menjadi anak yang rapi dan selalu datang tepat waktu. Lama- kelamaan
Nunuk merasa simpati kepada Didik, akhirnya Nunuk menyatakan bahwa sebenarnya
dulu nunuk juga suka dengan Didik, tapi karena Didik kurang rapi dan pemalas
Nunuk menolak. Sekarang Nunuk dan Didik akhirnya jadian, sampai sekarang.
Sedangkan watak (karakter) tidak dapat diubah, karena saya
sendiri mengalaminya, bahwa yang
namanya watak itu suatu keturunan (pembawaan),
Nenek saya suka marah – marah sendiri bila lagi banyak masalah, Ibu saya pun
juga demikian, dan saya pun juga punya watak suka marah – marah gak jelas.
sumber
http://bungaaprilina.blogspot.com
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar