"Malam ini, saya sendirian Tuhan,
Perlahan suara bising mereda di Gereja
Umat telah pergi, dan saya kembali ke
rumah
Sendiri….
Aku berpapasan dengan mereka yang kembali berjalan
Aku lewati bioskop, sedang penonton berhambur seusai pertunjukkan
Aku bertabrakkan dengan anak-anak bermain di jalanan,
Anak-anak Tuhan, anak-anak milik orang,
Dan tak pernah jadi milikku sendiri.
Aku disini Tuhan, sendiri, sunyi, menyesah diriku sepi menekanku
Tuhan, suatu saat nanti umurku 40 tahun.
Aku memiliki tubuh seperti orang lain, siap bekerja, hati ditakdirkan
mencinta, tetapi segalanya kukembalikan kepadaMu,
Memang Engkau membutuhkannya.
Aku telah memberikan segalanya kepadaMu,
Tetapi betapa berat Tuhan!
Betapa sukar membela diri,
Lebih mudah menyerahkan diri kepada orang lain.
Betapa sukar mencintai semua orang,
Sambil tak memilikinya.
Betapa sukar perpegangan tangan,
Sambil tak menuntutnya untuk diri semata.
Betapa sukarnya bahwa setelah mereka
kuilhami cinta,
Aku harus menyerahkan seutuhnya bagiMu.
Betapa sukar menjadi seperti orang lain,
Berada dianatara mereka dan bersatu dengan mereka.
Betapa sukar untuk senantiasa memberi tanpa boleh berhak menerima.
Betapa sukar mencari yang hilang,
Sambil tak diperhatikan seorang pun.
Betapa sukar setelah menderita kedosaan orang lain,
Kita diharap mesti mendengar mereka dengan pengertian.
Betapa sukar diberitahu tentang segala rahasia,
Sambil sendiri tak kuasa menyelesaikannya.
Betapa sukar menopang yang lemah,
Sambil tak boleh ditantang sesuatu pun.
Betapa sukar bersendiri,
Sendiri diantara manusia,
Sendiri ditengah dunia,
Sendiri menanggung derita,
Kematian dan dosa
***
Anakku….
Engkau tidak sendirian, Aku besertamu, Akulah engkau,
Aku butuh perantara, pelanjut, penjelmaan
dan penebusanKu.
Dari keabadian, Aku memilihmu dan membutuhkan engkau.
Aku butuhkan tanganmu, melanjutkan berkataKu.
Aku butuhkan bibirmu, melanjutkan kata-kataKu
Aku butuhkan tubuhmu, melanjutkan deritaKu.
Aku butuhkan hatimu, melanjutkan cintaku.
Aku butuhkan engkau, untuk menyelamatkan.
Tinggallah sertaKu, putraKu!
Disini Aku, Tuhan, hatiKu, jiwaKu
Tuhan….
Semoga saja aku cukup besar untuk menjangkau dunia,
Cukup kuat menanggungnya,
Cukup ikhlas merangkulnya tanpa berangan memilikinya.
Semoga saja aku boleh jadi pusat
pertemuan,
Tapi Cuma sementara,
Seakan jalan yang tidak buntu disini,
Melainkan menghantar segalanya yang
terkumpul kepadaMu.
Tuhan…
Pada malam ini, sedang segalanya diam
membisu,
Dan saya terlampau tersiksa kesepian,
Sedang manusia meluluh diriku,
Tetapi aku tak kuasa memuaskan dahaganya,
Sedang semesta dunia yang sarat derita
dan dosa menindih diriku,
Kuikhlaskan lagi kepadaMu jawab “ya” –ku,
Bukan dengan segala ledak tawa yang
bangga,
Tapi Cuma dengan enggan dalam keheningan
dan kesederhanaan.
Sendirian aku didepanMu Tuhan,
Pada kedamaian senja hari."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar