Tentang
Illuminati
Jika kita melihat apa yang dicatat oleh
sejarah dan keadaan sekarang, maka saya setuju bahwa nama Illuminati ini memang
mengacu kepada lebih dari satu kelompok, baik kelompok yang benar- benar ada
dalam sejarah maupun yang konon ada (fiktif), yang memang harus dibuktikan
lebih lanjut:
1. Kelompok Illuminati, dikenal dengan
nama Bavarian Illuminati, didirikan pada abad ke- 18 (1 May 1776) dan kelompok
ini sudah tidak eksis lagi.
2. Kelompok Illuminati di jaman modern
yang sering dihubungkan dengan gerakan New World Order, yang mengambil banyak
paham dari New Age Movement.
1. Bavarian Illuminati.
Kelompok ini didirikan oleh Adam Weishaupt (1748- 1830) yang adalah orang awam
pertama yang mengajar Kitab Hukum Kanonik di Universitas Ingolstadt. Walaupun
ia mengecap pendidikan di sekolah Jesuit, namun ia banyak terpengauh oleh ayah
angkatnya tang adalah seorang freethinker. Pemikirannya yang
mengangungkan rasio mempengaruhi murid- muridnya, dan bahkan membawanya kepada
pertentangan dengan jemaat yang setia kepada pengajaran Gereja, dan kepada
pejabat pemerintahan.
Pertentangan yang dihadapinya demi
mempertahankan ideologi rasio ini kemudian menghantar Weishaupt untuk bergabung
dengan Freemasons (1774). Namun beberapa tahun kemudian, ia memisahkan diri
dari Freemasonry, dan mendirikan “Illuminates Freemasons” bersama seorang
Freemason yang lain yang bernama Frieherr von Knigge. Prinsip yang dianutnya
adalah menomorsatukan science, sehingga melihat keselamatan manusia
dicapai melalui “kebebasan dan persamaan”, melalui “illumination”/ penerangan,
kasih, persaudaraan dan toleransi, yang bertujuan menghapuskan perbedaan bangsa
dan agama.
Illuminati mengambil banyak anggotanya
dari Freemasonary. Keanggotaan Illuminati meluas di tahun 1783, namun tahun
1784, Knigge meninggalkan Weishaupt karena tidak dapat menerima gaya Weishaupt
yang dominan. Perlu diketahui bahwa karena adanya kecenderungan anarkis dari
kelompok ini maka pemerintah Bavaria turun tangan, sampai ke tahap pelarangan
untuk menjadi anggotanya dengan hukuman mati. Ajaran kelompok ini, yang
menekankan kepada “enlightememnt” dikecam oleh Paus Pius VI, dalam
suratnya kepada Uskup Freising (1785). Setelah tahun 1787, Weishaupt tidak lagi
aktif dalam kegiatannya rahasianya di Illuminati, dan kembali mendekatkan diri
pada Gereja. Ia wafat tgl 18 November 1830, setelah kembali ke Gereja Katolik.
Selengkapnya, silakan membaca tentang
organisasi Illuminati ini di link ini, silakan klik.
Jika anda ingin membaca mengenai sekilas tentang Freemason, silakan klik di jawaban ini.
2. Kelompok Illuminati di jaman
modern.
Keberadaan kelompok ini sepertinya
masih menjadi perdebatan, demikian juga dengan anggapan bahwa kelompok ini
berkaitan dengan New World Order. Namun jika kita membaca ringkasan informasi
tentang banyak teori mengenai hal ini, maka terlihat bahwa kelompok yang
memakai nama Illuminati ini, memegang prinsip- prinsip ajaran New Age Movement,
sehingga dapat dikatakan bahwa kelompok ini tidak ada
kaitannya dengan Gereja Katolik, sebab Gereja Katolik menentang ajaran New Age
Movement, seperti yang pernah kami tuliskan di sini, silakan klik.
Tentang ordo Templars ini, silakan klik di link ini.
Demikian ringkasannya: Awalnya Knights Templars ini didirikan oleh delapan
serdadu yang pimpinan Hugues de Payens dari Champagne dalam pemerintahan
Baldwin II yang membentuk kelompok dengan misi mempertahankan Kristianitas di
Yerusalem. Kaul mereka ini disaksikan oleh para penatua jemaat Yerusalem. Pada
Konsili Troyes (1128), the Templars ini mengambil ketentuan St. Benediktus
(rule of St. Benedict), dan habit dari Cisterians dengan ditambah salib warna
merah. Ordo ini kemudian terbagi menjadi empat kelompok, yaitu anggota yang
bertarung yaitu para serdadu dan sersan, dan anggota yang tidak bertarung,
yaitu para petani dan pembimbing rohani.
Kemudian order ini berkembang di abad
Pertengahan, karena menggabungkan semangat rohani dengan kegiatan ‘bela diri’.
Ordo ini kemudian menerima persetujuan dari Paus. Properti mereka kemudian
diasimilasikan dengan milik gereja, dan dibebaskan dari pajak dan dari
kewajiban menyumbang Gereja. Lama kelamaan hal ini membawa konflik dengan para
klerus di Tanah Suci ( Holy Land), sebab semakin meningkatnya jumlah properti
yang dimiliki, sedangkan mereka tidak mendukung kehidupan para klerus di sana.
Walaupun tidak mendapat dukungan dari para klerus di Tanah Suci, ordo ini terus
berkembang di seluruh Eropa. Mereka membangun kastil- kastil yang merupakan
gabungan antara monastery dan barak, dan di sini terlihat kehidupan kontras
para Templars: seperti singa pada saat perang, selembut domba pada waktu
kembali menjadi rahib. Mereka menggabungkan disiplin biara dengan disiplin prajurit.
Sebagai kesatuan prajurit, kelompok ini bukan kelompok yang besar, kira- kira
hanya 400 orang serdadu yang berperang di Yerusalem pada jaman kejayaan mereka
(tidak termasuk jumlah sersan).
Pada saat pengepungan di Safed (1264)
oleh kaum muslim, 90 orang Templars meninggal dunia, 80 orang lainnya
dipenjara, karena mereka menolak untuk menyangkal Kristus, dan lalu mereka
wafat sebagai martir. Dalam 200 tahun, sekitar 20.000 serdadu dan sersan
Templars wafat dalam medan pertempuran. Karena banyaknya anggota yang wafat ini
maka Templars terpaksa mengadakan rekruit walaupun tanpa diimbangi dengan
adanya semangat prajurit yang sejati. Ordo ini bahkan menerima mereka yang
diekskomunikasi oleh Gereja yang ingin mengadakan silih atas dosa mereka.
Ditambah lagi dengan banyaknya kekayaan yang dimiliki oleh ordo ini, maka lama
kelamaan standar moral dari para Templars ini makin berkurang. Dengan kekuasaan
yang mereka peroleh kemudian mereka menyetir pemerintahan di Yerusalem yang
saat itu memang lemah. Adanya pertentangan antara pemerintahan Yerusalem dengan
the Templars menjadikan kondisi pertahanan yang rapuh di Yerusalem; dan pada
saat ini kekuasaan Saladin menyerang Yerusalem. Maka walaupun banyak
pengorbanan Templars di Yerusalem, namun merekapun turut andil dalam kejatuhan
Yerusalem.
Templars ini kemudian disaingi oleh
order Hospitallers yang kemudian berkembang seperti Templars. Maka, untuk
mencegah persaingan ini, di Konsili Lyons (1274), St. Louis, dan Paus Nicholas
IV mengusulkan peleburan ordo- ordo ini. Namun Raja Perancis Philip the Fair
bermaksud mengambil kesempatan dari keadaan ini. Saat itu, ia ingin mengambil
alih kepemilikan Templars, sehingga mempengaruhi pihak kepausan untuk maksudnya
itu. Dengan bantuan para konselornya yang licik, ia mempengaruhi Paus Clement
V, dan sayangnya Paus mempercayai masukan dari Raja Philip ini, sehingga
akhirnya, Raja Philip berhasil mencapai maksudnya.
Maka akhir dari ordo Templars dibagi
menjadi 2 bagian:
1. Raja Perancis Philip the Fair
mengutus ordo rahasia untuk menangkap semua anggota Templars (1307).
Penangkapan ini adalah inisiatif Raja sendiri, tanpa kerjasama dengan pihak
Gereja, namun Raja membuatnya seolah- olah seperti atas suruhan Gereja.
Penyelidikan dengan siksaan diterapkan, tanpa menyediakan saksi, dan para
Templars disuruh membuat pengakuan atas tekanan paksaan. Mereka dipaksa untuk
mengaku melakukan penghinaan terhadap Kristus, meludahi salib, sodomi,
menyembah berhala, dan perbuatan melanggar iman dan moral lainnya. Raja Philip
kemudian mendapat gelar dari universitas Paris, sebagai pahlawan pembela iman.
Ia kemudian mengatur tujuhpuluh dua anggota Templars untuk membuat kesaksian di
depan Paus yang membuat Paus prihatin dan membentuk sendiri komisi untuk
menyelidiki hal itu.
2. Tahap kedua adalah penyelidikan dari
pihak kepausan, yang tak terbatas di Perancis tetapi juga di seluruh Eropa. Di
banyak negara lainnya (Portugis, Spanyol, Jerman dan Cyprus) para Templars ini
ditemukan tidak bersalah, demikian pula di Italia, kecuali di beberapa daerah. Di
Perancis, para penyidik ini menawarkan rekonsiliasi dengan para Templars yang
bertobat, dengan memberikan penitensi. Hanya mereka yang tidak bertobat dan
berkeras dengan paham sesatnya, dialihkan kepada tentara sekular untuk dihukum.
Akhirnya, Paus mengeluarkan perintah
untuk membubarkan ordo ini (1312) dan mengalihkan kepemilikan propertinya
kepada Ordo Hospitallers, untuk mempertahankan Tanah Suci. Di Portugal,
properti ini dialihkan kepada Ordo Kristus dan Ordo Montesa. Para Templars yang
dinyatakan tidak bersalah diperbolehkan untuk bergabung dengan ordo- ordo ini
atau kembali ke status sekular.
Pembubaran Templar oleh Paus ini
kemudian diikuti oleh pengakuan dari ketua Templars saat itu, Jacques de Molai
[yang diikuti oleh ketiga petinggi dari ordo ini], bahwa sebenarnya Templars
ini tidak bersalah, dan bahwa pengakuan yang dahulu pernah dibuatnya sebenarnya
tidak benar. Untuk menjamin pengakuan terbarunya ini, Molai rela mempertaruhkan
nyawanya. Mendengar ini Raja Philip menangkapnya, dan menuduhnya sebagai bidat
yang kembali (relapsed heretic), dan akhirnya Molai dihukum mati. Tak
lama kemudian dalam tahun itu, baik Paus maupun Raja Philip juga wafat.
Demikianlah akhir yang tragis bagi
Templars, dan kemudian banyak property Templars dialihkan kepada Ordo
Hospitallers. Memang ordo Templars ini pada awalnya terbentuk dengan maksud
baik (untuk mempertahankan Tanah Suci), sehingga memperoleh dukungan penuh dari
Paus. Namun, sejalan dengan waktu memang terdapat faktor penyimpangan yang
dipacu oleh berkembangnya jumlah aset ordo ini yang menyebabkan terjadinya
penurunan tingkat iman dan moral para anggotanya, dan keinginan pihak
pemerintah untuk mengambil alih aset ordo ini. Sayangnya adanya intrik- intrik
yang terlibat di dalamnya sehingga mengakibatkan akhir yang tragis dari ordo
Templar ini. Namun demikian, kita percaya bahwa Tuhan Allah yang Maha Adil yang
mengetahui segala sesuatunya, akan mengadili semua pihak yang terlibat dalam
kejadian ini.
Untuk informasi tentang Ordo
Hospitallers, silakan klik di sini, dan Teutonic, klik di sini.
Mohon maaf, karena keterbatasan waktu
dan banyaknya pertanyaan lain yang masuk, saya tidak dapat menerjemahkan
semuanya. Namun pada dasarnya, ordo hospitallers ini dibentuk awalnya untuk
mendukung pelayanan rumah- rumah sakit. Ordo hospitallers yang ada di Yerusalem
awalnya dibentuk untuk melayani para peziarah yang sakit di rumah sakit. Pada
masa akhir ordo Templars, sebagian dari ordo ini (para biarawati) bergabung
dengan ordo Hospitallers di Yerusalem.
Ordo Hospitallers yang pertama adalah
Teutonik yang dibentuk di Jerman (1299), lalu muncullah ordo- ordo hospitallers
lainnya, seperti the Hospitallers
of the Holy Ghost, the Hospitallers of
Loches, the hospitallers of Thomas Villanova, of Ste. Marthe, of Ernemont dan
salah satunya yang cukup dikenal adalah the Hospitallers of St. Joseph yang
dibentuk di Perancis (1636).
Adanya konflik di Yerusalem dengan
adanya pihak yang ingin menyerang Tanah Suci itu, mendorong terbentuknya ordo-
ordo untuk mempertahankannya, seperti Ordo Templars, Hospitallers dan bermacam
ordo lainnya. Walau kondisi konflik ini sungguh memprihatinkan, namun itu
adalah fakta sejarah yang memang telah terjadi. Kita tidak dapat melihat
kejadian ini dengan berat sebelah, sebab segala jenis konflik pastilah
melibatkan adanya kesalahan di kedua belah pihak. Antara lain untuk hal inilah,
Bapa Paus Yohanes Paulus II memohon maaf, dan ini adalah langkah yang menurut
saya sangat bijaksana dan menunjukkan sikap kerendahan hati dari pihak Gereja Katolik
dalam menyikapi fakta sejarah, dan sikap ini mendasari komitmen Gereja Katolik
untuk mendukung upaya perdamaian dunia di saat ini dan di masa mendatang.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar