Selasa, 22 April 2014

CINTA SANG NABI

karya: Khalil Gibran

Cinta tidak memberimu apa-apa, kecuali dirinya sendiri. Cinta tidak meminta apa pun darimu, kecuali cinta itu sendiri. Cinta tidak memiliki, dan tidak memiliki. Karena cinta hanya untuk cinta.

Ketika cinta memanggil-manggilmu, ikutilah dia. Meskipun jalan yang harus kau tempuh, curam dan berliku. Ketika sayapnya merengkuhmu, serahkanlah dirimu padanya. Mesikpun pedang yang tersembunyi di balik sayapnya, bisa melukaimu. Ketika cinta bicara padamu, percayalah dia. Meskipun suaranya bisa membuyarkan mimpi-mimpinmu, bagai angin utara memporak-porandakan petamanan.

Karena, sebagaimana cinta memahkotaimu, ia pun akan menyalibkannya. Sebagaimana cinta menumbuhkanmu, ia pun akan memangkasmu. Sebagaimana cinta mengangkatmu ke puncak, membelai ujung-ujung rantingmu yang lembut nan gemulai, dan membawanya ke praduan cahaya matahari, ia pun akan mencengkram akar-akarmu, dan mengguncang-guncangnya hingga tercerabut dari bumi.

Seumpama seikat gandum, cinta akan menyatukanmu dengan dirinya. Cinta akan menebahmu, hingga engkau telanjang. Cinta akan mengetammu, agar kau terbebas dari kulitmu arimu. Cinta akan menggosok-gosokmu, agar kau putih bersih. Cinta akan melumatmu, hingga menjadi liat. Dan kemudian, cinta akan memaggangmu di atas api sucinya, hingga engkau menjadi roti suci untuk perjamuan kudus Tuhan.

Semua itu dilakukan cinta untukmu, hingga engkau mengetahui rahasia hatimu, dan dalam pengetahuan itu, engkau akan menjadi sekeping hati kehidupan.

Namun, apabila dalam sarang ketakutanmu, kau hanya akan mencari kedamaian dan kenikmatan dalam cinta. Maka, akan lebih baik bagimu, untuk segera menutupi ketelanjanganmu, dan menyingkirlah dari lantai penebah cinta, menuju dunia tanpa musim, dan menangis tanpa air mata.

Cinta tidak memberimu apa-apa, kecuali dirinya sendiri. Cinta tidak meminta apa-apa darimu, kecuali cinta itu sendiri. Cinta tidak memiliki, dan tidak memiliki. Karena cinta hanya untuk cinta.

Ketika engkau mencintai, jangan katakan, "Tuhan ada di hatimu," tapi katakan, "Aku ada di hati Tuhan." Dan janganlah mengira kau dapat mengarahkan jalannya cinta. Sebab, apabila cinta berkenan, dialah yang akan mengarahkan jalanmu.

Cinta tidak memiliki keinginan, selain memenuhi dirinya sendiri. Namun, jika kau mencintai dan terpaksa memiliki berbagai keinginan, biarlah ini yang menjadi keinginan-keinginanmu; melebur diri dan menjadi anak sungai mengalir melantunkan nyanyian ke peraduan malam; mengenali penderitaan kemesraan yang terlalu dalam; merasakan pedihnya luka, akibat pemahaman dan pengalamanmu tentang cinta; dan meneteskan darah dengan rela dan sukacita; terjaga di kala fajar dengan hati seringan awan, dan melantunkan puji-puji syukur untuk hari-hari baru yang bergelimang cinta; istirah di kala siang, dan merenungkan puncak-puncak getar cinta; pulang di kala petang, dengan sepenuh syukur di kedalaman jiwa; kemudian beranjak tidur dengan sepotong doa buat sanga tercinta yang bersemayam di hatimu, dan sebuah nyanyian puji syukur tersungging senyum di bibirmu.