Minggu, 18 Januari 2015

Keterampilan berkomunikasi

Pada hari Jumat lalu, setelah pulang dari tempat kursus bahasa Inggirs, saya pergi ke sebuah toko buku, di kompleks ITC BSD, Pertama karena tertarik tulisan "BUKU MURAH-BUKU LANGKA" dan ratusan komik yang berjejer di depan terasnya. Kedua, ternyata ada dekorasi yang lengkap juga dengan furniture bergaya vintage terpampang di sisi kanan toko, jika dilihat dari tepi jalanmenghadap toko. Saya banget.

Masuklah saya. Disambut senyuman lucu dengan kumis tebal pelayan toko, "Silahkan mas". Melangkah masuk menghampiri bagian katalog "Kristen", dimana semua buku yang berdiri adalah barisan buku-buku Kristen. Sambil berbincang dengan sang pemilik, ternyata sang pemili k berdarah Aceh dan beragama Islam. Salut dan puji syukur Ia mau menjual buku-buku yang mungkin berbeda dengan keyakinannya.

Jari saya menunjuk dan berjalan dari ujung kiri ke ujung kanan. Pelan-pelan. Sekali-sekali berhenti cukup lama jika ada judul yang menarik. "Don't judge a book by i'ts cover" sergah teman saya. "No, i'm not, I only jugde a book by it's title!" maksud saya membela walaupun dengan bahasa Inggris yang seadanya. Cukup lama telunjuk saya berhenti pada judul buku yang menarik dan mungkin akan mempengaruhi dan bermanfaat bagi saya. 

Sudah setahun ini, permenungan saya tentang panggilan hidup berkeluarga terus menjadi topik utama. Kegalauan muncul jika saya sedang terduduk sendirian waktu segala tugas administrasi sekolah dan pekerjaan tidak menderu. 

"101 Pertanyaan yang harus anda tanyakan pada diri anda" sebuah kalimat yang tertulis di bagian bawah judul cover buku tulisan Sidney J. Smith, "Before Saying YES to Marriage". Sangat reflektif bagi saya, karena pada jaman ini saya sungguh khawatir tentang kehidupan perkawinan yang ada. Begitu mudahnya perceraian, begitu mudahnya Kekerasan Dalam Rumah Tangga terjadi. Begitu banyaknya murid-murid saya atau bahkan murid-murid anda menjadi korban atas apa yang terjadi dalam keluarga mereka. Dan kelak jika saya berkeluarga saya tak mau menjadi korban atau mengorbankan keluarga saya.

saya ingin menyalin satu bagian dari buku itu untuk anda, yang saya yakin ini menjadi hal yang penting dalam pernikahan:

"Dua monolog tidak menciptakan sebuah dialog" 
-Jeff Daly-

Komunikasi adalah bagian penting dari hidup kita. Komunikasi, lebih daripada hal lainnya, adalah unsur yang sangat mendasar untuk mempertahankan sebuah hubungan yang sehat. Bagaiamana anda menilai diri anda dalam bidang keterampilan berkomunikasi? Pikirkanlah itu, karena komunikasi yang jelek adalah salah satu alasan utama gagalnya perkawinan.

Membuka pintu komunikasi tidak selalu mudah. Ada bagian tipe kepribagian yang tidak dapat berkomunikasi dengan mudah, seperti: tipe pendiam (orang yang menanggapi hanya bila ditanya); orang yang selalu defensif (jika anda mengatakan langit itu biru, mereka mungkin menentang anda); orang yang takut membicarakan pertanyaan-pertanyaan yang lebih mendalam soal hidup; dan mereka yang tidak dapat menjauhkan diri mereka dari pekerjaan atau TV (mereka lebih suka menghindari komunikasi).

Disamping itu, salah satu masalah terbesar di antara suami-istri adalah bahwa mereka tidak sungguh-sungguh mendengarkan. Mereka cenderung memotong pembicaraan sang suami/istri atau saat pasangannya bicara ditinggal pergi begitu saja. Komunikasi yang buruk sering kali merupakan akibat dari ingin cepat-cepat memecahkan masalah, tanpa terlebih dulu mencoba memahaminya. Menyediakan waktu untuk mendengarkan dan memahami tidak hanya membantu memecahkan masalah dengan baik, tapi yang terutama dan terpenting adalah membuat pasangan anda tahu bahwa dia dicintai dan dianggap penting. Banyak masalah yang muncul dalam perkawinan tidak untuk diselesaikan buru-buru, tetapi berfungsi sebagai kesempatan untuk mengetahui apakah orang sungguh dicintai dan penting bagi pasangan mereka. Sekedar mendengarkan akan memecahkan akar masalah dari banyak persoalan yang timbul.

Jadilah pendengar yang baik. Sadarilah pikiran dan perasaan anda sendiri dan belajarlah untuk mengungkapkannya dengan jelas. Bersikap defensif dapat dengan mudah merongrong mutu dan isi pembicaraan anda, bahkan dapat menimbulkan kemarahan yang tak beralasan.

Tidak ada kata terlambat untuk belajar berkomunikasi. Dibutuhkan waktu untuk mengenal dan memahami perbedaan di antara anda berdua, tetapi bersikap terbuka dan mau mendengarkan serta melakukannya dengan penuh perhatian adalah salah satu langkah pertama dalam proses mengembangkan keterampilan berkomunikasi.

Anda akan sangat terbantu bila mau membaca buku-buku yang ditulis selama sepuluh tahun terakhir tentang perbedaan antara pria dan wanita yang membuat komunikasi menjadi sulit. Dalam buku Men Are From Mars, Women Are From Venus (Gramedia Pustaka Utama, 199...) John Gray mengatakan "Pria dan wanita berbeda dalam semua bidang kehidupan mereka. Pria dan wanita tidak hanya berbeda dalam cara berkomunikasi, tetapi mereka pun berbeda dalam cara berpikir, merasa, memandang, bereaksi, menanggapi, mencitai, membutuhkan, dan menghargai. Mereka seolah-olah tampak dari planet yang berbeda, berbicara dengan bahasa yang berbeda dan membutuhkan "makanan" yang berbeda....Memahami perbedaan kita membantu meyelesaikan banyak rasa frustasi dalam menhadapi dan berusaha memahami lawan jenis. Kesalahpahaman pun dapat dengan cepat dihilangkan dan dihindari. Harapan yang salah diperbaiki dengna mudah. Bila anda ingat bahwa pasangan anda adalah sama berbedanya dengan anda seperti seorang dari planet lain, anda dapat rileks dan menghadapi perbedaan dengan baik daripada melawan atau berusaha keras mengubahnya.


yah mungkin itu dulu...
jika mau silahkan membaca lebih lengkap dan pertimbangkan baik-baik pilihan kita itu...selama berefelksi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar