Akoe Pribadie Oenik


Kemampuan Belajar Kinestetik, visual, dan auditif

Belajar merupakan sebuah usaha yang dilakukan seorang manusia untuk menyerap sebanyak-banyaknya informasi dari luar dirinya, sehingga dirinya dapat mengembangkan kemampuan yang ada dalam diri. Melalui proses belajar, seseorang manusia dapat menyadari tentang jati dirinya sehingga dapat merespon dengan tepat segala sesuatu yang datang kepadanya. Oleh karena itu manusia disebut “Homo Faber”, yaitu makhluk yang pembelajar. Namun, setiap orang memiliki kemampuan (daya serap) yang berbeda-beda.
Banyak kasus seseorang sering mengalami kesulitan belajar, dan menganggap dirinya tidak memiliki kemampuan belajar yang baik. Sering manusia terkurung dalam pilihan-pilihan dari bentuk cara belajar yang ada, padahal banyak cara belajar yang masih dapat ditempuh. Akibatnya dirinya merasa tidak bebas dan merasa kesulitan dan pada akhirnya mengganggap diri tidak pintar. Padahal sejatinya dirinya belum mengetahui potensi apa (keuinikan) yang dimiliki dalam dirinya, yang dapat dipergunakan untuk mengembangkan kemampuan belajarnya.
Perlu disadari, bahwa setiap manusia juga memiliki kebebasan dalam menentukan apa yang baik bagi dirinya. Dalam konteks ini yang dimaksud adalah cara belajar yang tepat bagi dirinya. Cara belajar seseorang berbeda-beda, maka dapat dikatakan bahwa setiap orang memiliki keunikan. Namun, tidak banyak orang mengetahui dan sadar tentang alasan mengapa setiap orang memiliki cara belajar yang berbeda atau unik. Keunikan dalam konteks ini dapat dikatakan sebagai kemampuan yang dimiliki dalam cara belajar yang dimilikinya.
Secara lebih luas memang dapat dikatakan bahwa setiap orang pada dasaranya dalam proses belajar memiliki 3 tipe kemampuan belajar yang sama, yaitu auditif (pendengaran), kinestetik (gerakan), dan visual (gambaran). Namun, setiap orang memiliki kecenderungan tipe yang paling menonjol dalam dirinya, apakah tipe auditif, kinestetik ataukah tipe visual. Maka, kesadaran tentang tiga tipe kemampuan belajar yang dimiliki dapat membantu seseorang dalam proses belajar. Kesadaran ini akan lebih membantu jika seseorang dapat memahami bahwa dirinya memiliki tipe yang paling menonjol dan memanfaatkannya dengan menentukan cara belajar yang efektif sesuai tipe kemampuan belajar paling menonjol yang dimiliki. Hal ini secara otomatis akan berdampak kelancaran dalam proses belajar.
Untuk dapat melihat gambaran yang lebih konkret kita dapat membaca contoh kasus di bawah ini:
Banu adalah seorang anak dari sepasang orang tua berdarah seni tinggi. Ayahnya seorang pelukis dan ibunya adalah seorang penyanyi. Darah seni itu menurun kepada Banu, maka sejak kecil ia memiliki kemampuan dalam hal menggambar dan bermusik. Ia bercita-cita menjadi seorang arsitek. Banu memiliki kemampuan yang sangat cepat dalam menggambar.
Saat SMA ia masuk ke sekolah swasta terbaik di Jakarta yang penuh dengan persaingan. Pelajarannya sangat banyak dan padat dari pada masa-masa dia bersekolah di SD dan SMP. Seluruh pelajaran didominasi dengan hal-hal yang harus menggunakan pikiran secara terus menerus.
Pada awal semester dia sangat kaget tetapi mencoba untuk mengikuti pelajarannya. Namun pada pertengahan semester dalam sebuah pelajaran tentang science, ia kedapatan sedang menggambar dalam buku catatannya saat guru sedang menerangkan di papan tulis. Tanpa pikir panjang gurunya itu langsung memarahinya dan menyita bukunya tersebut. Guru tersebut melarangnya untuk menggambar dan tidak mendengar alasan apapu dari Banu.
Gambar yang dibuat Banu adalah sebuah komik berisi materi pelajaran science yang dibuat pada saat gurunya menerangkan. Itu adalah cara belajar Banu agar dapat merasa nyaman dalam belajar, tetapi gurunya mengira hal itu adalah gambar-gambar isengnya anak SMA. Semenjak dilarang praktis dia sangat kesulitan untuk mengikuti pelajaran science tersebut, dan akibatnya nilai-nilainya menurun dan selalu mendapatkan remedial. Dalam hal ini, tipe kemampuan belajar yang paling menonjol dalam  diri Banu adalah kemampuan visual (penglihatan) dan kinestetik (gerak).
Ketika seseorang menyadari kemampuannya tersebut, alangkah lebih baik jika dia pun memberitahukan sebelumnya kepada pendidiknya tentang hal ini. Maka, sang pendidik juga akhirnya dapat memberikan solusi yang terbaik.

______________________________________________________


Perbedaan sikap, sifat, fisik dan Karakter


A. Sifat (Trait)
Illustrasi

Sepasang suami istri yang cukup bahagia dengan kedua anak kembarnya. Kakaknya bernama Nana, sedangkan adiknya yang lahir dengan selisih waktu sepuluh menit bernama Nini. Sepasang suami istri ini, dapat dengan mudah mengenali manakah yang Nana dan mana yang Nini., karena Nana mempunyai sifat mudah bergaul, humoris, dan selalu ceria di manapun Nana berada. Berbeda dengan Nana, Nini justru mempunyai sifat pendiam, kalem, dan lemah lembut. Sifat nana dan Nini memang sangat bertolak belakang, apalagi keduanya juga sama-sama mempunyai sifat buruk yang berbeda. Nana sering membantah perintah perintah dan nasihat orangtuanya, sedangkan Nini selalu mudah tersinggung. Sepasang suami istri ini pun, selalu berusaha untuk mendidik kedua anaknya, agar sifat yang baik tetap dipertahankan, sedangkan sifat yang buruk harus dihilangkan. Ilustrasi tersebut mamamparkan bahwa setiap orang mempunyai sifat yang berbada-beda meskipun kembar sekalipun.



sifat adalah sistem neuropsikis(syarafjiwa) yang digeneralisasikan dan diarahkan, dengan kemampuan untuk menghadapi bermacam-macam perangsang secara sama, memulai serta membimbing tingkah laku adaftif(penyesuaian diri) dan ekspretif secara sama”(Alport, 1951,p.289)
  • Sifat tidak berhubungan dengan objek
  • Sifat itu hampir selalu lebih besar atau luas daripada sikap
  • Sifat itu tidak dapat berbeda – beda dari yang lebih khusus ke yang lebih umum, tetapi sifat selalu umum
  • Sifat tidak memberikan penilaian terhadap objek yang dihadapi.


B. Sikap (attitude)
Ilustrasi
Pertiwi adalah salah satu murid di SMP N I Subur makmur. Dia tergolong murid yang rajin dan cekatan, selain itu dia mempunyai banyak teman karena keramahan dan tutur katanya yang sopan. Para guru pun juga mengenal baik siapa pertiwi. Suatu ketika, tiba-tiba sikap Pertiwi berubah seratus derajat celcius, Pertiwi tiba-tiba menjadi pemurung, mudah tersinggung, dan lebih parahnya prestasi belajarnya menurun dratis. Pak Rudi selaku walikelas pertiwi, memanggil wali murid dari pertiwi yaitu Buleknya Pertiwi untuk datang ke sekolahan, guna menanyakan tentang keadaan pertiwi akhir-akhir ini. Ternyata Pertiwi berubah total sikapnya tidak lain karena Ibu yang paling dikasihinya, yang paling disayanginya, yang bekerja untuk membiayai Pertiwi sekolah telah meninggal dunia dengan kasus tabrak lari. Sehingga pertiwi merasa terpukul dan belum dapat menerima kenyataan yang ia hadapi.
·         Dari ilustrasi kejadian tersebut memamparkan bahwa sebenarnya:
·         Sikap itu berhubungan dengan suatu objek
·         Sikap itu biasanya merupakan suatu penilaian (manerima / menolak) terhadap objek yang dihadapi
·         Sikap dapat berbeda – beda dari yang lebih khusus ke yang lebih umum.
      
        C. Watak (Karakter)
        Illustrasi
      Suatu sore, terlihat lima sampai enam anak kecil mengendap – endap, sambil berjalan jongkok. Tiba – tiba mereka berteriak ketakutan dan lari terbirit – birit. Apa yang sebenarnya terjadi? Yups, mereka takut ketahuan pak Raden, kalau mereka telah memecahkan pot bunga yang ada di teras halaman rumahnya. Akibat dari bola kasti yang melambung sangat tinggi, ketika mereka sedang bermain di taman dekat rumah pak Raden yang akhirnya mengenai pot tersebut. Pak Raden merupakan salah satu warga di desa Subur Makmur yang terkenal dengan suaranya yang menggelegar dan ocehannya seperti burung beo. Pak Raden hidup sendiri tqanpa istri dan anaknya, istrinya telah meninggal dunia sewaktu melahirkan anak semata wayangnya, sedangkan anaknya pun telah berkeluaraga, dan lebih memilih hidup bersama keluarga besar istrinya. Semua warga di desa Subur Makmur tahu, bahwa sebarnya pak Raden itu berhati baik, tapi cara pak Raden menyampaikannya yang salah yaitu dengan kegalakannya. Hampir semua warga di desa itu pernah meraskan mulut jitu dan suara khas petir pak Raden. Suatu hari, pak RT berkunjung ke rumah pak Raden dengan tujuan untuk menasihati pak raden agar lebih ramah dan soapan dalam berbicara dengan orang lain, dengan sengan hati pak Raden menyanggupi iya tapi, selang beberapa hari pak Raden sudah kembali seperti biasanya jika ada yang menggagu dia atau tidak menyenangkan hatinya, maka ia seperti harimau yang siap menerkam santapannya
     
        Dari ilustrasi tersebut memamparkan bahwa
  •      Watak itu tidak dapat diubah
  •      Watak itu adalah pembawaan (gen)
  •      Watak itu adakalanya muncul, jika terjadi reaksi dari luar yang mengakibatkanya muncul
  •     Watak itu adakalanya tidak muncul, jika tidak terdapat reaksi yang mengakibatkan watak itu tidak muncul
  •      Watak itu menunjukan arti normatif.
    
    Alasan Sikap dan sifat dapat diubah, sedangkan karakter tidak.


     Sifat (trait) seperti yang sudah dijelaskan minggu lalu, ada kata kunci digeneralisasikan dan diarahkan berarti sifat itu dapat diubah, tergantung faktor lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sifat seseorang dapat di ubah asalkan ada kemauan. Misal: karena Nunuk malas belajar, bapaknya mempunyai ide jika nanti Nunuk ranking satu maka Bapaknya kan membelikan sepeda baru, lalu Nunk sekarang menjadi rajin belajar, tidak malas belajar lagi karena di motivasi oleh bapaknya, akhirnya nunuk ranking satu, mendapat sepeda baru, dan orangtuanya menjadi bangga juga. 
    
     Sikap pun demikian, bukankah sudah dijelaskan bahwa sikap (attitude) itu berhubungan dengan suatu objek, manakala objek itu di terima atau ditolak semua itu kan tergantung pelaku(subjek), yang harus diperbaiki itu objeknya jika objeknya baik dan sesuai isi hati si pelaku kemungkin besar si pelaku akan menerima. Jadi sikap itu dapat di ubah. Misal: Didik menyukai Nunuk, tapi Nunuk kurang suka dengan didik karena Didik kurang rapi dan selalu terlambat berangkat sekolah. Suatu hari, Didik menyatakan cintanya kepada Nunuk, tapi Nunuk menolak dengan alasan Nunuk tidak suka anak yang jorok dan malas-malasan, akhirnya Didik tetap berusaha mendapatkan cinta nunuk dengan cara merubah sikapnya. Didik berusaha menjadi anak yang rapi dan selalu datang tepat waktu. Lama- kelamaan Nunuk merasa simpati kepada Didik, akhirnya Nunuk menyatakan bahwa sebenarnya dulu nunuk juga suka dengan Didik, tapi karena Didik kurang rapi dan pemalas Nunuk menolak. Sekarang Nunuk dan Didik akhirnya jadian, sampai sekarang.
      
        Sedangkan watak (karakter) tidak dapat diubah, karena saya sendiri mengalaminya, bahwa yang 
    namanya watak itu suatu keturunan (pembawaan), Nenek saya suka marah – marah sendiri bila lagi banyak masalah, Ibu saya pun juga demikian, dan saya pun juga punya watak suka marah – marah gak jelas.
        sumber
      http://bungaaprilina.blogspot.com


____________________________________________________________________________________

  
____________________________________________________________________________________

____________________________________________________________________________________

________________________________________________________________________________


Tidak ada komentar:

Posting Komentar