Minggu, 07 Oktober 2012

Quotes!

"What you see (in mind), what you get (in life)"

"Proses membantu saya meningkat dan bertumbuh dalam profesi saya. Ingat saya tidak sempurna. Dan bukan masalah jika kita tidak sempurna. Begitu saya menerima hal itu saya menyadari sebagai seorang manusia saya berharga terlepas dari keberhasilan saya. Saya bisa memuji siapa saya apa adanya."

"Semakin sering kita melihat apa yang baik tentang diri kita, semakin banyak kita melihat hal yang baik di dalam orang lain."

"aku tahu aku bukan prilakuku. Aku dapat mengubah prilaku apapun yang kurasa buruk untukku. Karena aku selalu memiliki sisiku yang baik untuk diandalkan"


"kisah Abraham Lincoln: Whatever you are, Be a good one"

Hidup bukanlah seperti matahari, yang bersinar sepanjang hari. Hidup juga bukanlah angin yang terus mengembara melintasi musim dan masa. Hidup sederhana saja, ia laksana musim bermekaran bunga, singkat, indah dan pasti akan meluruh. Tak ada bunga di dunia ini yang benar-benar abadi, sekalipun edellweis dari dataran dan puncak gunung tinggi. Semuanya laksana musim, berganti dan terus berganti. Tak ada kemarau sepanjang tahun, tak ada pula hujan seluruh waktu. Hidup punya logikanya sendiri. Kadang panas, kadang hujan. Kadang suka kadang duka. Kadang sehat, dan terkadang sakit. 

Dalam sebuah kesemapatan, seorang tokoh dunia hiburan Amerika serikat mengatakan :
“ Jika anda menginginkan pelangi, anda harus rela untuk bertahan dalam hujan”.

Benar apa yang dikatakannya, untuk bisa sukses, kita harus berani menanggung segala resiko yang terjadi. Sekalipun bertahan dalam hujan atau bahkan badai. Dan dari sinilah segala macam teori, konseptual, keyakinan dan loyalitas kita diuji. Melawan badai berarti membuktikan karakter dan merahnya darah kita. Siapa yang teruji ia akan terus melaju bersama dan siapa yang gagal dan menyerah ia akan terpinggirkan jaman. Berada dalam kisah-kisah masa lalu yang secara perlahan akan terlupakan.

Dalam organisasi, maupun individual nantinya, kegagalan bukanlah hal yang harus ditakutkan. Dengan kegagalan kita bisa belajar dan punya pengalaman. Dan dengan pengalaman, kita mampu memberikan nilai terhadap proses yang kita jalani kemudian. Tak ada yang tiba-tiba menang dalam sebuah pertandingan, dan tak ada cerita sukses sebuah organisasi tanpa rentang panjang perjalanan yang dilaluinya. Dan tentu saja dalam perjalanan itu, bisa dipastikan tidak semua laksana jalan tol, mulus tanpa lobang dan kerusakan. Normalnya kehidupan, dalam sebuah proses perjalanan, ada saja satu, dua, atau kesekian akan mengalami ketidaksuksesan atau kegagalan.

Berani menanggung kegagalan adalah jiwa kstaria dan pemberani. Bukan harus lari dan dihindari. Disinilah lagi-lagi karakter menentukan seberapa kuat seseorang bertahan dalam terpaan kegagalan amat menentukan. Ia bertahan atau lari mengindar, keduanya adalah pilihan yang rasional. Siapapun boleh-boleh saja terus bertahan atau memilih keluar dari gelanggang. Tokh, permainan tidak hanya akan kita temui saat ini saja. Dalam waktu dan kondisi yang kurang lebih sama, kita juga pasti akan bertemu dengan sebuah badai yang mengguncang kesadaran kita, memilih bertahan atau lari menghindari kenyataan.

Hadapi bahwa ketidaksuksesan memang terjadi, tetapi ketidaksussesan tidak berarti kita gagal. Ketidaksuksesan hanya berarti bahwa kita harus mencoba lagi. Lagi dan lagi. Pertanyaannya seberapa besarkah keinginan kita untuk sukses? Apakah cukup besar untuk kembali memulai dari awal?

http://qibash.files.wordpress.com/2011/02/abraham-lincoln.jpg

Kisah Abraham Lincoln, barangkali menjadi ilustrasi yang membantu kita untuk belajar bagaimana harus bangkit dari kegagalan. Abraham Lincoln tak diragukan lagi dianggap orang yang berhasil. Bahkan nama Lincoln terukir sebagai Presiden Amerika terhebat sepanjang sejarah. Namun ternyata, Abraham Lincoln meraih kesuksesan ini bukan tiba-tiba, ia demikian panjang melewati sejumlah kegagalan demi kegagalan yang nyaris meruntuhkan semangat dia, namun dengan keteguhannya ia berhasil bangkit dan melewati sejumlah kegagalan. Berikut garis besar riwayat hidupnya :

  • Pada tahun 1816, di usianya yang ke-7, keluarganya didesak untuk keluar rumah mereka dan ia harus pergi bekerja dengan ayahnya untuk membantu keluarga.
  • Pada tahun 1818, di usianya yang ke-9, ibunya meninggal.
  • Pada tahun 1831, ia meninggalkan rumah, memulai sebuah bisnis dan gagal.
  • Pada tahun 1832, ia pindah ke jalur politik dan bersaing untuk kursi legislatif di negara bagian illinois, ia dikalahkan di kotak suara.
  • Pada tahun yang sama (1832), ia kehilangan satu-satunya pekerjaan, yakni sebagai karyawan sebuah toko, karena tokonya tutup. Ia juga gagal masuk sekolah hukum.
  • Pada tahun 1833, Ia meminjam uang dan dengan seorang teman ia membuka sebuah toko dan memulai bisnis baru. Beberapa bulan kemudian, temannya meninggal dan tokonya bangkrut, ia juga berhutang lebih dari 1000 dollar. Ia butuh 17 tahun untuk bisa melunasinya.
  • Pada tahun 1834, ia bersaing untuk kursi legislatif di negara bagian Illinois lagi. Kali ini Ia menang.
  • Pada tahun 1835, seorang gadis yang ia harap bisa menikahinya, Ann Rutledge, tiba-tiba meninggal karena radang otak. Lincoln merasa patah hati.
  • Pada tahun 1836, ia mengalami guncangan jiwa dan harus terbaring di tempat tidur selama 6 bulan.
  • Pada tahun 1837, Ia melamar Mary Owens, seorang kawan lama, untuk menikah dengannya, tapi gadis itu menolaknya.
  • Pada tahun 1838, ia mencoba menjadi juru bicara dewan legislatif negara bagian, tetapi ia dikalahkan.
  • Pada tahun 1840, ia mencoba jadi anggota dewan legislatif kotamadya, tetapi sekali lagi ia dikalahkan.
  • Pada tahun 1843, ia menjadi kandidat untuk anggota dewan kongres, ia kalah lagi.
  • Pada tahun 1846, ia menjadi kandidat dewan kongres lagi. Kali ini ia menang.
  • Pada tahun 1848, ia menjadi kandidat untuk pemilihan ulang dewan kongres, dan ia kehilangan kursinya.
  • Pada tahun1849, ia kembali ke rumahnya di Springfield dan melamar untuk jabatan komisioner kantor pertanahan. Sekali lagi ia tidak berhasil.
  • Pada tahun 1854, ia menjadi kandidat untuk pemilihan anggota dewan senat Amerika Serikat. Ia kalah.
  • Pada tahun 1856, ia mencoba untuk bisa dinominasikan sebagai wakil presiden pada konvensi nasional Partai Republik. Ia kalah dan hanya menerima 110 suara.
  • Pada tahun 1858, ia menjadi kandidat lagi untuk dewan senat, dan ia kalah lagi.
  • Tetapi kemudian pada tahun 1860, Abraham Lincoln memenangkan pemilihan terbesar dari semuanya, yaitu ketika rakyat Amerika Serikat memilihnya untuk masuk ke Gedung Putih sebagai Presiden.


Satu hal yang harus kita lihat dalam gambaran tentang Abraham Lincoln dan semua orang sukses adalah pada kenyataannya merupakan karakteristik orang yang berhasil. Karakter itu pula terlihat pada ketekunan dalam menghadapi kesulitan disertai ketetapan hati untuk mencapai tujuan yang berharga. Tentu saja para pemenang dalam hidup, bukanlah orang-orang yang kebal terhadap perasaan tertekan.

Ia juga pastilah merasakan kehilangan akan keinginan untuk terus berusaha. Setiap manusia pasti rentan terhadap perasaan itu, akan tetapi ketetapan hati para pemenang untuk terus berupaya dalam sebuah usaha yang berharga adalah lebih kuat (walaupun perbedaanya tidak jauh) dibandingkan dengan keinginan mereka untuk menganggap perjuangan telah usai dan kemudian menyerah.

"Tidak penting berapa kali Anda gagal, yang penting adalah berapa kali Anda bangkit menghadapi kegagalan tersebut"

Jadi, jangan biarkan ketidaksuksesan mengubur kita hidup-hidup. Jangan biarkan ketidaksuksesan menjadi kegagalan permanen. Ingatlah orang atau organisasi yang sukses adalah orang atau organisasi yang pernah gagal tapi terus mencoba. Jadi, tetaplah terus berusaha.

Sumber (Dengan sedikit perubahan)
"

Rabu, 19 September 2012

Mengapa Tuhan Menciptakan Manusia?


artikel: http://filsafat.kompasiana.com/2011/11/02/tuhan-kesepian-makanya-dia-menciptakan/


Tuhan Kesepian, Makanya Dia Menciptakan!

oleh: Distrayasos

Pernahkah terbayang di benak kita yang masih banyak menyisakan ruang kosong sejenak tentang keberadaan dan tujuan penciptaan-Nya? Sangat sulit barangkali bila kita menukik jauh ke dalam relung pemikiran seperti ini. Bisa saja kewarasan berpikir kita berakhir pada kata “GILA”. Bagi saya memang demikian, namun jangan pula kita harus memaksa menembus batas pemikiran seperti itu. Itu bukan bagian dari jangkauan otak kita, meski seorang jenius pun. Sangat rumit!
Dalam lamunan saya sering bermain-main gambaran di dalam alam benak saya itu. Meski saya bukan seorang ahli filsafat, namun saya berusaha menjadi pratiksi filsafat setiap hari hingga meninggalkan kefanaan dunia. Lamunan itu bercerita tentang proses terjadi Tuhan dengan banyak melahirkan berbagai pertanyaan yang berawal dari kata “Bagaimana”, “Mengapa”, dan “Untuk Apa”.
Saya memulainya dengan pertanyaan yang memberanikan saya untuk bertanya, setidaknya kepada ruh saya. Apakah Dia itu memang ada? Mengapa Dia menciptakan sesuatu? Apakah Dia kesepian, makanya menciptakan sesuatu itu? Untuk apa Dia menciptakan sesuatu itu? Mengapa manusia diciptakan dengan nafsu, bukankah itu semua akan berindikasi kepada kehancuran di alam seperti dulu hingga sekarang? Mengapa harus ada setan, malaikat, nabi, surga, dan neraka? Apa memang keberadaan setan, malaikat, surga, dan neraka itu nyata adanya? Dan setumpuk pertanyaan yang bermain-main di benak saya.
Wajah saya kusut, cemberut, marah, kesal, dan seluruh tampang emosional bermunculan akibat ada ketidakseimbangan serta ketidakjelasan terhadap jawaban dari banyak pertanyaan saya itu. Mulailah saya mencarinya dengan pikiran polos ketika masih sangat belia hingga usia saya mencapai 27 tahun pada 21 nopember nanti, masih belum jua jawaban puas saya dapatkan.
Bukankah Dia Maha. Mengapa Dia harus menciptakan sesuatu seperti manusia, jin, dan setan yang pada akhirnya banyak yang durhaka pada-Nya. Apakah Dia takut kesendirian dan kesepian?
Pikiran ini mungkin tak bisa terjawab dengan sekali, semalam, dan seminggu berpikir lalu menemukan jawaban pastinya. Mungkin juga tak pernah ada jawaban yang pasti untuk banyak pertanyaan saya itu.
__________________________________________________________________________________

TENTANG PENCIPTAAN
Problema Tentang Penciptaan
Untuk Apa Mencipta? Apa Tujuan dari Penciptaan?
Orang-orang Theis mengklaim bahwa Tuhan itu Maha Sempurna, dan Dia itu Sempurna dalam segala hal. Tapi, jika Tuhan memang benar Sang Pencipta, pernyataan di bawah akan membuktikan bahwa Tuhan itu tidak sempurna.
Marilah kita lihat dan buktikan bersama.
Sebelum Tuhan menciptakan alam semesta ini, yang ada hanyalah kekosongan dan kehampaan – tidak ada matahari, tidak ada bumi, tidak ada orang, tidak ada kebaikan maupun kejahatan, tidak ada penderitaan. Yang ada hanyalah Tuhan yang Maha Sempurna di mata orang Theis. Jadi, jika Tuhan itu sempurna dan hanya ada kesempurnaan sebelum diciptakannnya alam semesta, apa gerangan yang menggerakkan Tuhan untuk menciptakan alam semesta dan ketidaksempurnaan ke dalam seluruh ciptaan-Nya? Apakah karena Tuhan itu bosan dan tidak punya kerjaan? Apakah karena Tuhan merasa kesepian dan ingin didoakan dan dipuja?
Menurut orang-orang Theis, Tuhan menciptakan semuanya karena cinta-Nya yang besar kepada manusia. Tapi ini adalah mustahil! Tuhan tidak mungkin bisa mencintai manusia sebelum manusia itu tercipta. Sama halnya seorang wanita tidak mungkin bisa mencintai anaknya jika wanita itu tidak mengandung dan melahirkan anaknya. Keinginan dan kebutuhan Tuhan untuk mencipta telah menjelaskan bahwa Tuhan sangat tidak puas dengan segala sesuatu sebelum penciptaan. Ketidakpuasan Tuhan itu telah membuktikan bahwa Tuhan itu tidak sempurna (kalau Tuhan ada). Orang-orang Theis mungkin akan mengatakan Tuhan menciptakan secara spontan tanpa keinginan ataupun kebutuhan untuk mencipta. Pernyataan seperti ini hanyalah membuktikan bahwa penciptaan alam semesta ini sama sekali tidak ada tujuannya, dan tidak ada rencana di balik penciptaan alam semesta ini.
Tuhan macam apa yang menciptakan segala sesuatu tanpa perencanaan dan tujuan?
Tentu saja bukan Tuhan yang Maha Pengasih dan Pencipta. – Lodewijk


Jawaban:

JAWABAN UNTUK POINT C: TENTANG PENCIPTAAN
Berikut ini adalah jawaban untuk point C, yaitu keraguan tentang mengapa Tuhan menciptakan manusia berdasarkan kasih. Orang ini beranggapan bahwa Tuhan tidak mungkin menciptakan manusia berdasarkan kasih karena seseorang tidak mungkin mencintai sesuatu yang belum ada. Oleh karena itu, Tuhan tidak mungkin menciptakan berdasarkan kasih, namun karena ketidaksempurnaan Tuhan, yaitu merujuk kepada ketidakpuasan Tuhan. Dan Akhirnya disimpulkan bahwa penciptaan alam semesta tidak ada tujuannya, yang berarti bahwa Tuhan tidak mempunyai rencana dan tujuan, sehingga kesimpulan akhir adalah Tuhan bukan Maha Pengasih dan Pencipta.
I. TUJUAN PENCIPTAAN
1) Mari kita sekarang melihat argumentasi penciptaan. Untuk masuk ke dalam diskusi ini mensyaratkan seseorang untuk percaya bahwa Tuhan menciptakan segala sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada. Kalau bukan Tuhan Pencipta segala sesuatu atau segala sesuatu terjadi secara kebetulan, maka percuma saja membahas untuk apakah Tuhan menciptakan segala sesuatu. Syarat yang lain adalah Tuhan adalah Maha Sempurna dan Maha Kasih. Kalau kita belum menerima tentang hakekat Tuhan yang Maha Sempurna dan Maha Kasih, maka kita belum setuju tentang konsep Tuhan. Tuhan yang tidak Maha Sempurna dan Maha Kasih bukanlah Tuhan. Kalau dua hal ini terpenuhi, maka kita baru dapat masuk ke dalam diskusi ini. Saya mengusulkan untuk membaca artikel tentang: Trinitas: Satu Tuhan dalam Tiga Pribadi (silakan klik).
2) Kalau Tuhan Maha Sempurna, maka Dia tidak kekurangan suatu apapun. Kalau Dia tidak kekurangan suatu apapun, maka akibatnya adalah Tuhan tidak membutuhkan siapa-siapa. Dan Tuhan yang Maha Sempurna ini adalah suatu Pribadi, yang mempunyai akal budi (reason) yang terdiri dari pemikiran (intellect) dan keinginan (will). Inilah sebabnya manusia sebagai mahluk, yang diciptakan menurut gambaran Allah mempunyai akal budi (intellect) dan kehendak bebas (will). Berdasarkan prinsip ” sesuatu tidak mungkin memberi yang tidak dipunyai” dan “sebab selalu lebih besar daripada akibat“, maka Tuhan harus mempunyai akal budi sebelum Tuhan memberikannya kepada manusia. Nah, mari kita lihat analogi ini: kalau manusia menyatakan suatu pemikiran, maka manusia memerlukan kata-kata. Tuhan, dalam kadar sempurna, menyatakan pikiran-Nya dalam bentuk Sang Sabda, yang kita kenal sebagai Yesus, Putera Allah. Inilah sebabnya, Injil Yohanes 1:1 menyatakan bahwa “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Selanjutnya, kesempurnaan manusia sebagai mahluk personal dinyatakan, tidak hanya melalui kemampuannya untuk mengetahui, namun juga mengasihi, yaitu memberikan dirinya kepada orang lain dalam persekutuannya dengan sesama. Maka ‘mengasihi’ di sini melibatkan pribadi yang lain, yang menerima kasih tersebut. Kalau hal ini benar untuk manusia pada tingkat natural, maka di tingkat supernatural ada kebenaran yang sama dalam tingkatan yang paling sempurna. Jadi Tuhan tidak mungkin Tuhan yang ‘terisolasi’ sendirian, namun “keluarga Tuhan”, dimana keberadaan-Nya, kasih-Nya, dan kemampuan-Nya untuk bersekutu dapat terwujud, dan dapat menjadi contoh sempurna bagi kita dalam hal mengasihi. Dalam hal ini, hubungan kasih timbal balik antara Allah Bapa dengan Putera-Nya (Sang Sabda) ‘menghembuskan’ Roh Kudus; dan Roh Kudus kita kenal sebagai Pribadi Allah yang ketiga.
3) Argumentasi dari definisi kasih:Kasih tidak mungkin berdiri sendiri, namun melibatkan dua belah pihak. Sebagai contoh, kasih suami istri, melibatkan kedua belah pihak, maka disebut sebagai “saling” mengasihi. Kalau Tuhan adalah kasih yang paling sempurna, maka tidak mungkin Tuhan tidak melibatkan pihak lain yang dapat menjadi saluran kasih-Nya dan juga dapat membalas kasih-Nya dengan derajat yang sama. Jadi Tuhan itu harus satu, namun bukan Tuhan betul- betul sendirian. Jika tidak demikian, maka Tuhan tidak mungkin dapat menyalurkan dan menerima kasih yang sejati.
Orang mungkin berargumentasi bahwa Tuhan bisa saja satu dan sendirian dan Dia dapat menyalurkan kasih-Nya dan menerima balasan kasih dari manusia. Namun, secara logis, hal ini tidaklah mungkin, karena Tuhan Sang Kasih Ilahi tidak mungkin tergantung pada manusia yang kasihnya tidak sempurna, dan kasih manusia tidak berarti jika dibandingkan dengan kasih Tuhan. Dengan demikian, sangatlah masuk di akal, jika Tuhan mempunyai “kehidupan batin,” di mana Dia dapat memberikan kasih sempurna dan juga menerima kembali kasih yang sempurna. Jadi, dalam kehidupan batin Allah inilah Yesus Kristus berada sebagai Allah Putera, yang dapat memberikan derajat kasih yang sama dengan Allah Bapa. Hubungan antara Allah Bapa dan Allah Putera adalah hubungan kasih yang kekal, sempurna, dan tak terbatas. Kasih ini antara Allah Bapa dan Putera inilah yang disebut sebagai Roh Kudus.
Dengan hubungan kasih yang sempurna tesebut kita mengenal Allah yang pada hakekatnya adalah KASIH. Kesempurnaan kasih Allah ini ditunjukkan dengan kerelaan Yesus untuk menyerahkan nyawa-Nya demi kasih-Nya kepada Allah Bapa dan kepada kita. Yesus memberikan Diri-Nya sendiri demi keselamatan kita, agar kita dapat mengambil bagian dalam kehidupan-Nya oleh kuasa Roh-Nya yaitu Roh Kudus.
4) Dari point-point tersebut di atas, maka tidak mungkin Tuhan tergantung kepada manusia untuk menyalurkan kasih-Nya, karena di dalam Tuhan telah ada kegiatan mengetahui dan mengasihi secara Ilahi dan sempurna. Kalau Tuhan tergantung dari manusia untuk pemenuhan kasih, maka Tuhan bukan Tuhan lagi, karena kasih yang tergantung dari manusia tidaklah mungkin sempurna – karena manusia dapat berubah-ubah.
5) Oleh karena itu, satu-satunya yang memungkinkan dari semua alternatif tentang penciptaan manusia adalah karena kasih Allah yang ingin membagikan kebaikan-Nya kepada semua ciptaan-Nya. Pada akhirnya semua ciptaan akan memuliakan Tuhan. Namun demikian, perlu diingat bahwa kemuliaan Tuhan tidaklah berkurang dengan manusia turut serta memuliakan atau menolak untuk memuja Tuhan, karena kesempurnaan Tuhan adalah mutlak dan tidak tergantung dari apapun.
II. TIDAK MUNGKIN MENGASIHI SESUATU YANG TIDAK/ BELUM ADA
1) Dalam argumentasinya, orang ini berpendapat bahwa seseorang, termasuk Tuhan tidak mungkin mengasihi seseorang kalau orang tersebut belum ada. Prinsip ini ada benarnya dalam ukuran manusia, karena “seseorang tidak mungkin mengasihi sesuatu yang tidak diketahuinya“. Dalam contoh yang dikemukakan, seorang ibu tidak mungkin mengasihi anaknya kalau dia belum mengandung atau melahirkan anaknya. Namun kalau kita mundur sedikit, dan kita tanya kepada ibu tersebut: “Apakah, kalau dia mengandung dan melahirkan dari buah kasih dari suami tercinta, dia akan mengasihi anaknya?” Jawabannya pasti “Ya”. Hanya dengan memaparkan ide tentang kemungkinan untuk mempunyai anak, buah dari kasih antara dia dan sang suami mendatangkan perasaan yang penuh kasih dan hangat.
2) Nah, di dalam contoh di atas, untuk manusia yang mengalami sesuatu dalam urutan waktu, seperti yang dialami oleh ibu tersebut, mulai dari pernikahan, saling mengasihi dengan suami, mengandung, dan melahirkan, maka proses dari ide untuk mempunyai anak sampai kepada realitas, terikat oleh dimensi waktu. Namun kita tidak dapat menerapkan hal ini pada Tuhan, karena Tuhan tidak terikat oleh dimensi waktu. Di dalam Tuhan, sebuah ide atau pemikiran adalah sebuah kenyataan ’saat ini‘. Jadi, pada waktu Dia menciptakan manusia pertama, semua manusia dari Adam sampai manusia terakhir terbentang di hadapan Tuhan. Oleh karena itu, Tuhan dapat mengasihi manusia sebelum manusia, seperti kita, dilahirkan di dunia ini. Oleh karena itu Tuhan menciptakan manusia dengan didasari kasih, karena seluruh kehidupan manusia terbentang di hadapan-Nya dengan jelas. Ini artinya, Tuhan dapat mengasihi kita secara pribadi – termasuk orang yang bertanya tentang hal ini, bukan hanya semua umat manusia.
III. KESIMPULAN
Dari pemaparan di atas, maka sangat jelas, bahwa Tuhan menciptakan seluruh alam raya dan manusia menurut rencana, kebijaksanaan, dan kasih Tuhan. Kesimpulan yang dinyatakan oleh orang yang mengatakan bahwa Tuhan menciptakan segala sesuatunya secara spontan tidaklah benar. Perkataan “spontan” juga tidak tepat, karena mengandung konotasi “terikat dimensi waktu” dan “tidak ada rencana”, yang berarti “seolah-olah terkejut dengan apa yang terjadi”. Kalau kita percaya bahwa Tuhan adalah Maha Tahu, maka tidak ada “keterkejutan” dalam segala apa yang dipikirkan dan dilakukan oleh Tuhan.
IV. PERTANYAAN:
Saya ingin juga bertanya, kalau manusia bukan diciptakan karena kasih Allah, maka apakah manusia diciptakan karena kebetulan? Kalau manusia diciptakan secara kebetulan, maka sungguh keberadaan kita menjadi sangat menyedihkan. Apakah jiwa manusia diciptakan oleh manusia atau oleh Tuhan? Kalau memang diciptakan oleh manusia, bagaimana manusia – yang terdiri dari tubuh dan jiwa – dapat menciptakan jiwa yang bersifat kekal?
Demikian jawaban dan pertanyaan yang dapat saya berikan untuk point C. Semoga dapat membantu.
Salam kasih dari http://www.katolisitas.org
stef
________________________________________________________________
Salam damai sejahteraSetelah saya membaca tentang KESEMPURNAAN RANCANGAN KESELAMATAN ALLAH diatas maka timbul suatu pertanyaan dalam diri saya sbb :[dari admin: saya berikan penomoran agar mudah berdiskusi]
I. Untuk apa Allah menciptakan manusia ?
Dan mengapa diberikan tubuh daging yang menyeretnya untuk berbuat dosa ?
Bukankah kalau hanya memiliki roh saja seperti malaikat tentu tidak pernah timbul nafsu2 kedagingan ?
Mengapa harus ditempatkan di dunia yang penuh dengan dosa dan kekerasan ?
Di dunia manusia tidak pernah memandang muka Allah, sedangkan malaikat setiap hari melihatnya, tetapi manusia dituntut untuk mempercayai FirmanNya.
II. Apakah memang manusia di program untuk menjadi allah-allah, seperti yang di ucapkan oleh Yesus : kamulah alah-alah. Maka oleh sebab itu manusia diciptakan sesuai dengan gambar dan sifat ilahi dan diharapkan akan ada sebagian manusia yang menjadi seperti DIA di dalam kehidupannya yang sia2 di bawah matahari. Memang masih ada sisa-sisa kemuliaan Allah dalam diri manusia yaitu kasih dan itu tidak didapati dalam ciptaan yang lainnya. Dan manusia ditempatkan di dunia bukan di Surga supaya diolah ,ditumbuhkan dan disempurnakan, oleh sebab itu ketika manusia berbuat dosa, Allah masih mengampuni, tetapi malaikat sekali berbuat dosa langsung dibuang.
III. Yang menjadi pertanyaan, mungkinkah akan ada manusia-manusia yang sempurna seperti yang direncanakan oleh Allah ? Atau mungkinkah rencana Allah terhadap manusia akan gagal ?
IV. Kalau kita membaca kitab Kejadian kita temukan sbb : In the beginning God created the heaven and the earth.And the earth was without form, and void; and darkness [was] upon the face of the deep. And the Spirit of God moved upon the face of the waters. Sangat berbeda dengan penciptaan yang lain : and God saw that [it was] good. Saya tidak berani mengatakan bahwa penciptaan yang pertama tersebut gagal,tetapi begitulah Alkitab menulisnya.
V. Hanya saja Alkitab menulis bahwa akan ada orang2 yang sempurna di akhir zaman yang berjumlah 144.000 orang. Apapun itu saya masih belum mengerti untuk apa saya diciptakan dan ditempatkan dalam dunia ini ?
Terima kasih
Machmud


Jawaban:

Salam damai Machmud,
Terima kasih atas pertanyaannya tentang keberadaan manusia. Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang bagus, karena hanya manusia yang dapat mempertanyakan keberadaannya. Untuk itulah Paus Yohanes Paulus II mengatakan bahwa manusia pada dasarnya adalah seorang filsuf (John Paul II, fides et ratio, 64). Manusia dapat mempertanyakan keberadaannya, karena manusia diciptakan menurut gambaran Allah (Kej 1:26). Mari kita membahas pertanyaan Machmud satu persatu.
I. Untuk apa Allah menciptakan manusia?
1) Diskusi ini mensyaratkan seseorang untuk percaya bahwa Tuhan menciptakan segala sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada. Kalau Tuhan bukan yang menciptakan segala sesuatu atau segala sesuatu terjadi secara kebetulan, maka percuma saja membahas untuk apakah Tuhan menciptakan segala sesuatu. Syarat yang lain adalah Tuhan adalah Maha Sempurna dan Maha Kasih. Kalau kita belum menerima tentang hakekat Tuhan yang Maha Sempurna dan Maha Kasih, maka kita belum setuju tentang konsep Tuhan, dan oleh karena itu, kita harus berdiskusi terlebih dahulu tentang hakekat Tuhan.
2) Kita tidak dapat mengatakan bahwa manusia diciptakan secara kebetulan. Kalau manusia adalah merupakan produk “kebetulan”, maka sungguh sangat tragis bahwa kita semua adalah produk yang tidak diinginkan, namun hanyalah suatu kebetulan semata. Ini sama seperti anak lahir namun tidak pernah diinginkan oleh orang tuanya, dan terjadi karena suatu kecelakaan. Sesuatu yang kebetulan juga bertentangan dengan hakekat Allah, karena di dalam Allah tidak ada yang bersifat kebetulan. Hal ini disebabkan karena Allah adalah Maha Tahu, dan semuanya adalah transparan di hadapan-Nya.
3) Jadi, semua yang diciptakan oleh Allah adalah merupakan hasil rancangan menurut kebijaksanaan dan kasih-Nya. Karena Allah adalah Maha Sempurna, maka sebetulnya Dia tidak memerlukan siapapun. Namun karena Allah adalah baik dan penuh kasih, maka Dia menginginkan lebih banyak mahluk dari segala macam tingkat untuk dapat berpartisipasi dalam kebaikan tersebut, sehingga semua mahluk dari berbagai tingkatan dapat berbahagia dan memuliakan Allah. Hal ini sama seperti orang tua yang senantiasa ingin membagikan apa yang dipunyainya kepada anak-anaknya, baik dari yang terkecil maupun yang terbesar. Kalau sesuatu yang baik ini benar untuk manusia dalam tingkatan kodrat, maka ini juga benar untuk Tuhan dalam tingkatan adi kodradi (supernatural). Tuhan juga menciptakan mahluk dalam berbagai tingkatan dari 1) para malaikat yang murni spiritual, 2) manusia yang terdiri tubuh dan jiwa, 3) binatang, tumbuhan, dan segala macam yang ada di alam raya. Semuanya diciptakan Allah baik adanya. Dan kebaikan ini hanya terjadi jika semuanya bertindak sesuai dengan kodratnya.
a) Oleh karena itu, pernyataan Machmud bahwa kalau manusia diciptakan tanpa tubuh dan hanya jiwa, maka manusia terbebas dari nafsu-nafsu daging ada benarnya dan ada salahnya. Benar, karena dengan memiliki tubuh dan jiwa, maka manusia – dengan akal budi dan kehendak bebas – mempunyai percobaan yang bersifat daging dan jiwa. Salah, karena seolah-olah kalau manusia terdiri dari hanya Jiwa, maka manusia tidak pernah mengalami percobaan. Padahal, kalau kita melihat, godaan manusia yang pertama bukan masalah kedagingan, namun lebih kepada godaan spiritual, yaitu kesombongan rohani. Dan jangan juga lupa, bahwa malaikat yang hanya mempunyai jiwa dan tidak berbadan, juga mengalami percobaan. Karena malaikat juga mempunyai akal budi, maka mereka juga dapat memilih untuk mengikuti Tuhan atau melawan Tuhan. Dan sayangnya, sebagian memilih berkata “tidak” terhadap Tuhan.
b) Jadi baik malaikat yang tanpa badan dan manusia yang berbadan dan berjiwa, semuanya mengalami godaan masing-masing. Namun keduanya diciptakan baik adanya. Inilah sebabnya, pada awalnya, semua keinginan daging dari manusia pertama sepenuhnya tunduk kepada akal budi (the gift of integrity). Namun karena dosa, maka manusia kehilangan “the gift of integrity” atau tunduknya daging terhadap akal budi (reason). Oleh karena itu, manusia mempunyai kecenderungan berbuat dosa atau disebut “concupiscence“. Dan hal inilah yang membuat manusia mempunyai nafsu-nafsu daging. Rasul Paulus menegaskan “Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging–karena keduanya bertentangan–sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.”(Gal 5:17)
c) Jadi, kembali ke pertanyaan Machmud, maka Allah menciptakan manusia atas dasar kasih, sehingga manusia dapat memperoleh kebahagiaan dan memuliakan Tuhan. Dan karena pada awalnya semuanya baik, maka tubuh yang menjadi bagian dari manusia adalah baik adanya. Dan semua nafsu kedagingan yang ada (concupiscence) adalah merupakan akibat dosa manusia. Namun, keadaan ini dapat menjadi kesempatan bagi manusia untuk bertumbuh dalam kekudusan dengan berjuang agar dengan akal budi, manusia dapat menundukkan nafsu kedagingan, seperti yang terjadi dalam kondisi awal penciptaan. Dan semua kekerasan di dunia ini bukan Tuhan yang membuatnya, karena jika Tuhan yang membuatnya, maka itu bertentangan dengan hakekat Tuhan yang adalah Maha Kasih. Sedangkan dosa dan kekerasan adalah bertentangan dengan kasih.
4) Machmud mengatakan bahwa dunia tidak pernah memandang muka Allah, sedangkan malaikat setiap hari melihatnya, tetapi manusia dituntut untuk mempercayai FIrmanNya. Dunia pernah melihat Allah, yaitu dalam diri Yesus, Putera Allah yang turun ke dunia. Dan sebelum Dia wafat, Dia mengadakan Perjamuan Terakhir, yang diteruskan sampai saat ini dalam setiap perayaan Ekaristi Kudus. Disinilah, dengan kacamata iman, umat Allah dapat memandang Allah. Tidak berarti bahwa seseorang yang memandang Allah secara otomatis akan mempercayai Firman-Nya. Malaikat yang mempunyai pengetahuan lebih sempurna, sebagian jatuh ke dalam dosa. Manusia pertama yang mempunyai hubungan begitu erat dengan Tuhan, melakukan dosa pertama. Orang-orang Yahudi yang bertemu dengan Yesus, bahkan Yudas – salah satu murid Yesus – juga tidak percaya akan Firman-Nya. Jadi dalam hal ini “melihat” bukan menjadi tolak ukur untuk percaya. Keterangan tentang iman dapat dilihat disini (silakan klik).
II. Manusia dijadikan allah-allah?
Machmud bertanya apakah manusia diprogram untuk menjadi allah-allah? Mungkin orang yang mengatakan tentang hal ini mendasarkan argumentasinya dari “Kata Yesus kepada mereka: “Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah?” (Yoh 10:34). Juga dapat direferensikan dengan Maz 82:6 “Aku sendiri telah berfirman: “Kamu adalah allah, dan anak-anak Yang Mahatinggi kamu sekalian.” Namun, dalam konteks ayat-ayat tersebut, Yesus mengambil dari Maz 82:6, yang menggunakan perkataan allah-allah dalam hubungannya dengan hakim-hakim, yang mempresentasikan Allah di dunia. Dan Tuhan memberikan peringatan keras bagi para hakim yang tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Saya tidak akan mengulas secara lebih detail tentang hal ini dalam pembahasan ini.
Namun manusia tidak mungkin menjadi Allah, kecuali pada diri Yesus, sungguh Allah dan sungguh manusia.
Pada saat kita mengatakan bahwa manusia diciptakan menurut gambar Allah, ini berarti bahwa manusia dianugrahi akal budi (reason) yang terdiri dari akal (intellect) dan kehendak (will). Akal budi inilah yang membuat manusia mempunyai kehendak bebas untuk berkata “ya” atau “tidak” terhadap Pencipta. Dengan kodrat manusia sebelum jatuh dalam manusia, maka maka manusia tidak akan mungkin menjadi Allah. Inilah dosa yang pertama, karena manusia ingin menjadi Allah bagi dirinya sendiri. Kodrat manusia dan Allah adalah tak terbatas (infinite) bedanya, dimana manusia adalah mahluk ciptaan dan Allah adalah Sang Pencipta. Jadi pada saat kita mengatakan ada unsur Allah di dalam manusia, sesungguhnya ini berarti manusia berpartisipasi di dalam Allah. Namun manusia tidak akan pernah menjadi Allah, sekalipun dia telah berada di Surga.
Manusia diusir dari taman Eden bukan supaya ditumbuhkan dan disempurnakan, namun karena dosa manusialah yang menjadikan menusia hidup di dunia seperti sekarang ini. Namun, Tuhan dapat mempergunakan sesuatu yang buruk untuk mendatangkan kebaikan. Oleh karena itu, walaupun manusia hidup di dunia yang penuh dengan dosa dan kekerasan. manusia dapat terus berkembang dan berusaha untuk menjadi kudus, yaitu menerapkan kasih terhadap Tuhan dan sesama.
Ketika manusia berbuat dosa, memang Tuhan masih mengampuni manusia, karena memang kodrat manusia terikat di dalam dimensi waktu. Dan dalam dimensi waktu inilah, manusia mempunyai kesempatan untuk memperbaiki diri dan bertumbuh dalam kekudusan sampai Tuhan memanggilnya. Namun malaikat diciptakan dalam kodrat yang berbeda, karena mereka adalah mahluk spiritual (pure spirit), dimana mempunyai kodrat spiritual dan pengetahuan yang begitu tinggi tentang Tuhan. Oleh karena itu, sekali mereka mengambil keputusan, maka tidak akan pernah berubah. Dan karena tidak mungkin berubah maka sekali mereka berbuat dosa mereka tidak akan mungkin mendapatkan pengampunan. Sebaliknya sekali mereka mengatakan “ya” kepada Tuhan, mereka tidak akan mungkin berbuat dosa.
III. Apakah ada manusia yang sempurna?
Apakah ada manusia-manusia yang sempurna seperti rancangan Allah? Jawabannya ada. Pertama, terjadi dalam sosok Yesus. Salah satu misi dari Yesus datang ke dunia ini adalah untuk menunjukan seperti apakah manusia yang sebenarnya, yang diciptakan menurut gambaran Allah. Dan Yesus telah menunjukannya dengan senantiasa mengikuti dan melaksanakan kehendak Allah. Mungkin ada yang mengatakan, bahwa hal ini terjadi karena Yesus adalah Tuhan. Kita dapat melihat pada sosok ke-dua, yaitu Bunda Maria. Bunda Maria adalah sosok yang tanpa dosa, yang juga senantiasa melaksanakan kehendak Allah, termasuk di dalamnya adalah menjadi ibu dari Sang Penebus. Dan kesetiaan Bunda Maria terus dibuktikannya sampai akhir hayatnya. Namun, mungkin ada yang mengatakan “tentu saja Bunda Maria dapat melakukan hal ini, karena dia lahir tanpa dosa.”
Kita dapat melihat pada figur yang ketiga, yaitu para kudus. Para kudus inilah yang menjadi bukti bagi kita semua bahwa manusia yang penuh kelemahan dapat mengikuti perintah Kristus, karena Kristus memberikan rahmat yang cukup bagi semua orang. Para Kudus mempunyai kodrat yang sama seperti kita. Mereka mempunyai kelemahan sama seperti kita, dan mereka terus berjuang untuk hidup kudus. Namun mereka telah membuktikan bahwa dengan bantuan rahmat Tuhan, maka mereka dapat melaksanakan kehendak Tuhan di dalam kehidupan mereka. Contoh dari para kudus ini, misalkan: Ibu Teresa dari Kalkuta yang melayani orang-orang yang miskin di India, atau St. Damien yang melayani para penderita kusta, sampai dia sendiri meninggal terkena kusta, atau St. Maximillian Kolbe, yang mengorbankan dirinya untuk keselamatan seseorang napi di penjara Auschwitz.
Para santo dan santa dapat melakukan hal tersebut di atas, karena Roh Kristus sendiri yang memberikan kekuatan kepada mereka. Dan dengan kehendak bebas, mereka bekerja dengan rahmat Tuhan.
Jadi, rencana Allah untuk membawa manusia kepada keselamatan tidak akan pernah gagal. Bahkan semua rencana Allah pasti akan terjadi.
IV. Pada awalnya: semuanya diciptakan baik adanya:
Di dalam kitab kejadian dikatakan “1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. 2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.” (Kej 1:1-2). Saya tidak melihat bahwa ayat ini bertentangan dengan semua penciptaan yang lain, yang diakhiri dengan “itu baik“. Hal ini dikarenakan bahwa di Kej 1:1-2 adalah merupakan suatu persiapan untuk penciptaan selanjutnya yang diakhiri dengan “itu baik”. “langit dan bumi” di ayat 1 adalah “universe” atau alam semesta. Dan kemudian “gelap gulita” disini bukan berarti “chaos” atau kacau balau, namun untuk menceritakan bagaimana Tuhan memang menciptakan semuanya dari tidak ada menjadi ada. Dan ini termasuk bukan saja dunia ini dan segala isinya, namun juga seluruh alam raya. Bandingkan dengan Kis 24:17 “Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia.
V. 144,000 orang
Kitab wahyu mengatakan tentang 144,000 orang yang dimateraikan. (lih Why 7:4; 14:1,3). Seperti yang kita tahu, bahwa kitab wahyu berisi begitu banyak simbol. 144 ribu menggambarkan 1000 x 12 x 12, yang berarti begitu banyak jumlahnya dan tak terhitung (great multitude). Dan inilah Israel yang baru, yang dapat diartikan sebagai Gereja.
Demikian jawaban singkat yang dapat saya berikan. Menegaskan kembali mengapa manusia diciptakan, maka kita percaya bahwa manusia diciptakan atas dasar kasih Allah, sehingga manusia dapat memperoleh kebahagiaan dan memuliakan Tuhan. Dan kebahagiaan sejati manusia adalah bersatu dengan Sang Pencipta, Tuhan. Bagaimana untuk sampai kesana, umat Katolik percaya bahwa keselamatan adalah melalui Kristus lewat Gereja-Nya, yaitu Gereja Katolik.
Mari kita bersama-sama percaya kepada Tuhan yang penuh kasih yang menciptakan masing-masing dari kita baik adanya. Dan masing-masing dari kita mempunyai kapasitas untuk mengetahui dan mengasihi Tuhan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
________________________________________________________________

Selasa, 18 September 2012

APAKAH HEWAN DAPAT MASUK SURGA?

Anjingku mati, apakah anjingku masuk surga??


Alkitab tidak memberi pengajaran jelas apakah binatang peliharaan/hewan memiliki “jiwa” atau akan masuk surga atau tidak. Namun demikian kita dapat mempergunakan prinsip-prinsip umum dari Alkitab untuk memberi pencerahan pada topik ini. Allah menghembuskan nafas hidup ke dalam diri manusia (Kejadian 2:7), dan hewan-hewan (Kejadian 1:30; 6:17; 7:15, 22). Perbedaan utama antara manusia dan hewan adalah bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kejadian 1:26-27). Hewan tidak diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Diciptakan mennurut gambar dan rupa Allah berarti bahwa manusia memiliki keserupaan dengan Allah, mampu memahami hal-hal rohani, memiliki akal budi, perasaan dan kehendak, dan memiliki bagian dari keberadaannya yang akan terus berlanjut setelah kematian. Jikalau binatang peliharaan/hewan betul-betul memiliki “jiwa”atau bagian non-materi, maka itu berbeda dari apa yang dimiliki oleh manusia dan memiliki “kualitas” yang lebih rendah. Perbedaan ini berarti kemungkinan “jiwa” binatang peliharaan/hewan tidak berlanjut setelah kematian.

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam pertanyaan ini adalah bahwa Allah menciptakan hewan sebagai bagian dari proses penciptaan dalam Kejadian. Allah menciptakan hewan dan berkata bahwa itu baik (Kejadian 1:25). Karena itu tidak ada alasan mengapa nanti dalam bumi yang baru tidak akan ada binatang (Wahyu 21:1). Jelas sekali bahwa dalam kerajaan seribu tahun akan ada hewan (Yesaya 11:6; 65:25). Tidak mungkin bagi kita untuk mengatakan apakah beberapa dari hewan-hewan ini adalah binatang-binatang peliharaan yang kita miliki dalam dunia ini. Yang kita tahu adalah bahwa Allah itu adil dan bahwa ketika kita di surga kita akan sependapat dengan Dia dalam hal ini, apapun keputusan Tuhan.


http://www.gotquestions.org/Indonesia/peliharaan-hewan-jiwa.html

Selasa, 21 Agustus 2012

Sejenak Refresing 100% Indonesia




Balon ku ada lima, rupa-rupa warnanya
hijau kuning kelabu, merah muda dan biru
meletus balon hijau, hatiku sangat kacau
balonku tinggal empat, kupegang erat-erat

Aku anak Indonesia, sehat dan kuat
karena mama memberi, batu batre ABC
sehat kuat dan tahan lama

A, aku mirip Anjasmara
B, Body mirip Bery Prima
C, Calon suami marshanda
D, tak ada cowok se-peDe gue

Tul jainak jae jatul pak Djayadi
ngamen sudah lama tapi belum naik haji
Tul jainak jae jatul pak Djayadi
ngamen sudah lama tapi belum masuk ABRI
Tul jainak jae jatul pak Djayadi
ngamen sudah lama tapi belum punya istri

Siapa tau... siapa tau nasib orang
sekarang kami ngamen, besok saingan peterpan
Sekarang jadi sopir, besok punya pabrik mobil
sekarang jadi direktur, besok jadi tukang cukur

"SATU NUSA WAHAI SATU BANGSA, SATU TANAH AIR INDONESIA, 
 SALING MENGHORMATI, SALING MENGHARGAI,
 ANTAR UMAT BERAGAMA, HIDUP RUKUN DAN BER-PANCASILA.

 ADA AGAMA ISLAM, ADA AGAMA KRISTEN, 
 ADA AGAMA HINDU, DAN ADA AGAMA BUDHA,
 TETAP JALIN KERUKUNAN, ANTAR UMAT BERAGAMA,
 AGAR TIDAK TERJADI PERTUMPAHAN DARAH.

 CONTOHNYA KASUS AMBON, BELUM JUGA TERATASI,
 PALESTINA SAMA ISRAEL, YANG KINI JADI MISTERI,
 DAN DITAMBAH LAGI DENGAN RENCANA BOM BALI.

 KUINGIN SATU BENDERA, BENDERAKU MERAH PUTIH,
 KUINGIN SATU REPUBLIK, REPUBLIK KU INDOENSIA,
 DENGAN SATU DASAR, DASARNYA PANCASILA,
 DENGAN SATU PACAR, PACAR YANG SETIA"

Biar saling setia, ya diajari shalat
shalatnya dimana, di mesjid Surabaya
Imamnya siapa?, bapak Abdurahman Wahid,
Baca doa siapa?, bapak Amien Rais,
Pembagi Kue siapa?, bapak SBY,
yang bikin nasi tumpeng, Ibu Megawati,
Itu yang dinamakan hidangan elite Politik,
yang serta menciptakan "Gema Ripah Loh Jinawi".

Negeriku, Indonesia Baru.
Orangnya sensitif, ada juga yang sok artis.
contohnya siapa?, salah satu mahasiswa.
Mahasiswa Bandung pandai bermain sinetron,
sinetron percintaan, Bandung Lautan Asmara.

"SATU NUSA WAHAI SATU BANGSA, SATU BAHASA INDONESIA"
satu cewek, cewek yang setia
bila cewek selingkuh, "ya digantung saja"
bila cowok selingkuh, "harap dimaklum saja"

Berhati-hatilah, wahai para rombongan,
karena siang ini, banyak tuyul di belakang.
Jagalah pacar anda, jangan sampai hilang,
kalau sampai hilang, segera lapor Satria Baja Hitam,
atau si DORAEMON.

Maafkan saudara, kami tidak memaksan
karena memaksa, dilarang agama
kalau tidak percaya, silahkan tanya saja
kepada pacar saya, yang duduk di belakang saya.

Siapa sih yang suruh nona cantik, 
berkoleksi sepeti pragawati
kerudung ungu, aduhai cantik sekali, 
bikin aku rindu setengah mati.

Kerudung ungu bikin aku penasaran, 
kayak artis yang nongkrong di kuburan.
Jangan sampai kau menolak cintaku, 
ku panggilkan salebnya pak Guru.

Kalau pak dosen gak mempan,
aku panggil bu dosen.
Kalau bu dosesn gak mempan,
"aku bunuh diri makan saleb 88".

Indonesia orangnya sakti-sakti.
Ada Jaka Tingkir, ada Abi Darma
Ada Wiro Sableng, ada Tukul Arwana.
Ada yang menakutkan, yaitu nenek lampir.

Sekali digoyang, Israel kocar-kacir.
2 kali digoyang, Amerika hancur lebur,
sering kali digoyang, mak lampir terlambat datang bulan.

Aduh kamu, duhai gadis ayu yang paling lemu, 
mengapa dulu kamu bilang sayang padaku?
Tapi mengapa kini kau berlalu, setelah kau tahu ngamen profesiku

Tega nian dirimu tinggalkan aku sayang.
Setelah kau dapat cowok yang baru
Soal uang aku disayang-sayang, 
soal cinta aku langsung kau tendang.

Wou, wou, hai-hai-hai. Cewek jaman sekarang, rata-rata.
rata-rata mata duitan.
Wou, wou, hai-hai-hai. Cowok jaman sekarang, 100%.
orangnya baikan.

Senin, 13 Agustus 2012

DOA ST. FRANSISKUS DARI ASSISI

TUHAN, jadikanlah aku pembawa damai.
Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih.
Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan.
Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan.
Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran.
Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian.
Bila terjadi keputus-asaan, jadikanlah aku pembawa harapan.
Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang.
Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku pembawa sukacita.


Ya Tuhan Allah,
ajarlah aku untuk lebih suka menghibur daripada dihibur;
mengerti daripada dimengerti;
mengasihi daripada dikasihi;
sebab dengan memberi kita menerima;
dengan mengampuni kita diampuni,
dan dengan mati suci kita dilahirkan ke dalam Hidup Kekal.
Amin.

Kamis, 09 Agustus 2012

Segala sesuatu ada waktunya


Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya. 
Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, 
ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam;
ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; 
ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun;
ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; 
ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari;
ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; 
ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk;
ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; 
ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang;
ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; 
ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara;
ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; 
ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.
Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah?

Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan dirinya.
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, 
bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. 
Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.

Aku tahu bahwa untuk mereka tak ada yang lebih baik dari pada bersuka-suka dan menikmati kesenangan dalam hidup mereka.
 Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah.

Aku tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah akan tetap ada untuk selamanya; 
itu tak dapat ditambah dan tak dapat dikurangi; 
Allah berbuat demikian, supaya manusia takut akan Dia.

Pengkotbah 3:1-14

Selasa, 07 Agustus 2012

Tetapi menurutmu, siapakah Aku ini?



Menurut Beberapa Sahabatku, Cinta itu sama seperti orang yang sedang menunggu bis. Sebuah bis datang, dan kita bilang, "Wah.. terlalu penuh, sumpek, bakalan nggak bisa duduk nyaman neh! Aku tunggu bis berikutnya aja deh." Kemudian, bis berikutnya datang. 

Kita melihatnya dan berkata, "Aduh bisnya kurang asik nih, nggak bagus lagi.. nggak mau ah.." Bis selanjutnya datang, cool dan kita berminat, tapi seakan-akan dia tidak melihat kita dan lewat begitu saja. Bis keempat berhenti di depan kita. Bis itu kosong, cukup bagus, tapi kita bilang, "Nggak ada AC nih, bisa kepanasan aku". Maka kita membiarkan bis keempat itu pergi. 

Waktu terus berlalu, kita mulai sadar bahwa kita bisa terlambat pergi ke kantor. Ketika bis kelima datang, kita sudah tak sabar, kita langsung melompat masuk ke dalamnya. Setelah beberapa lama, kita akhirnya sadar kalau kita salah menaiki bis. Bis tersebut jurusannya bukan yang kita tuju! Dan kita baru sadar telah menyiakan waktu kita sekian lama. 

Moral dari cerita ini : Sering kali kita menunggu seseorang yang benar-benar ideal untuk menjadi pasangan hidup. Padahal tidak ada orang yang 100% memenuhi keidealan kita. Dan kitapun sekali-kali tidak akan pernah bisa menjadi 100% sesuai keinginan seseorang. 

Tidak ada salahnya memiliki persyaratan untuk calon, tapi tidak ada salahnya juga memberi kesempatan kepada yang berhenti di depan kita. Tentunya dengan jurusan yang sama seperti yang kita tuju. Apabila ternyata memang tidak cocok, apa boleh buat. tapi kita masih bisa berteriak Kiri ! dan keluar dengan sopan. 

Maka memberi kesempatan pada yang berhenti di depan kita, semuanya bergantung pada keputusan kita. Dari pada kita harus jalan kaki sendiri menuju kantor, dalam arti menjalani hidup ini tanpa kehadiran orang yang dikasihi. Cerita ini juga berarti; kalau kebetulan kita menemukan bis yang kosong, kita sukai dan bisa kita percayai, dan tentunya sejurusan dengan tujuan kita, kita dapat berusaha sebisa kita untuk menghentikan bis tersebut di depan kita, agar dia dapat memberi kesempatan kepada kita untuk masuk ke dalamnya.

Karena menemukan yang seperti itu adalah suatu berkah yang sangat berharga dan sangat berarti Bagi kita sendiri, dan bagi dia.

http://www.ceritamu.com/Ceritamu/Kiriman/CINTA,-SEPERTI-MENUNGGU-BIS----BENARKAH-

Rabu, 25 Juli 2012

Perjalanan Untuk Kembali Pulang


Lima tahun menempuh jenjang kuliah...

Dirangkum dalam tujuh menit presentasi,dan satu setengah jam pengujian,
mempertaruhkan, bahwa waktu lima tahun mencari itu bukan sebuah kesiaa-siaan...
Lima tahun bukan waktu yang sebentar, perlu dana besar untuk membiayainya.
Perlu hati besar untuk menjalaninya, dan perlu jiwa besar untuk memaklumi
semua lelucon yang terjadi.
Semua hal ini, seperti sebuah perjalanan untuk kembali pulang,
dari sebuah ketersesatan dalam sebuah padang gurun, yang penuh dinamika dan penuh pilihan.
Yang penuh lelucon dan godaan. Yang penuh intrik dan kemuliaan. Yang penuh dosa dan doa.
Lima tahun berada dalam ketersesatan, melihat segala macam benda-benda baru,
bertemu segala jenis binatang yang bisa bicara, bertemu malaikat berbulu serigala, bertemu segala macam bentuk proses penyadaran, bahwa usaha untuk mencari Dia, jawabanya adalah, 
"Ini saatnya kau kembali pulang".

Ya, lima tahun di bangku kuliah, seperti perjalanan pulang dari sebuah ketersesatan.
ada rasa pusing di sana, "kemana jalan yang harus ku tempuh untuk dapat pulang?".
Ada rasa kecewa dan puing-puing harapan.
Ternyata jalan yang kuambil malah menghambatku untuk segera pulang.
Karena "aku sudah merasa cukup letih sekarang, aku ingin pulang." -Forrest Gump-
"ingin cepat pulang, dan membawa uang, segudang-segudang uang" -NAIF-.
"Hahaha, tak ada yang dapat dilakukan untuk memenuhi semua itu kawan.
Katekis tak akan pernah punya cukup uang, untuk dapat dihargai orang.
Tapi ia punya cukup kekayaan dari-Ku, untuk dicintai banyak orang..", jawab sang Guru.

Nazar,"Tuhan, jika aku mendapat nilai A aku akan pulang jalan kaki!"
Jutaan langkah yang dibuat selama lima tahun hanya berputar pada satu tempat.
Maknanya hanya memperdalam yang sudah ada kata ilmu pendidikan.
Maknanya itu semua sebuah proses, dan proses harus dilalui. "Jangan sampai terlewat!", kata orang itu.
pulang hanya membawa judul dalam nama belakang "Telah berpulang dari Ketersesatan, Sang Sarjana Penuh dilema (S.Pd)"
"ya, sekarang kau boleh pulang...tapi Aku tak ingin kau pulang dengan tangan hampa, kuberikan kau sebuah talenta,
'jadilah garam, terang, dan ragi' ditempat kau berada.
jangan pernah lupakan tempat dimana kau tersesat, karena kau takakan mau tersesat untuk keduakalinya", pesan sang Guru

Gurun yang hanya ada sedikit air, sedikit makanan dan sedikit nutrisi (ilmu dan isi).
Memaksa setiap penghuninya menyerap sedikit demi sedikit pengetahuan yang ada, sehingga perlu waktu lama untuk berkembang. Kecuali mereka yang berbuat terlampau baik, akan cepat berlalunya.
Arah angin menujukkan kemana harus pulang,
Matahari menujukan sisi barat dan timur (Gelap dan Terang). Serpihan dan puing harapan,
dan keringat orang-orang sebelumnya, berceceran membentuk simbol dan tanda harus pulang.
Ya, pokoknya harus kembali pulang, tanpa peduli apakah harus merekam jejak.
Tanpa peduli semua orang melihat dengan sebelah mata saja.
Ya, seorang katekis...itulah jalan hidupku sekarang.
Yang hanya berjasa ketika orang merasa tak memiliki kuasa apa-apa
atau sedang menghadapi kematiannya.

"Apakah ada guru agama di sini?, Tolong Aku!"
"Maaf, bukan kami, saudara, yang akan menolong, tapi IMAN saudara yang akan menyelamatkan, dengarlah kata-kata kami, karena kami hanya alat IMAN saudara, yang telah lama saudara salibkan dan kuburukan",
"Maka, bangkitkanlah Dia dalam diri saudara, supaya karunia IMAN saudara dapat menyelamatkan saudara".